Jumat, 19 Desember 2014
Pemerintah Disarankan Beri Kesempatan Perusahaan Lokal Eksplorasi Migas
Ilustrasi.
CB, JAKARTA - Pembangunan prasarana dan industri yang kini sedang giat-giatnya dilakukan pemerintah telah membuat konsumsi energi tumbuh 7 persen dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan yang melebihi rata-rata kebutuhan energi global itu, mengharuskan Indonesia untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Hal ini dikatakan oleh Kepala Divisi Migas PT Sucofindo (Persero) Iqbal Akbar .
Dikatakan, potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia masih cukup besar untuk dikembangkan, terutama di daerah-daerah terpencil, laut dalam, sumur-sumur tua , dan kawasan Timur Indonesia yang relatif belum dieksplorasi secara intensif.
“Masalahnya, meski mengelola ladang minyak sendiri menjanjikan keuntungan yang luar biasa signifikan, akan tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut diperlukan teknologi yang mahal, modal yang besar, serta expertise dari sumber daya manusia terbaik,” kata Iqbal, Jumat (19/12/2014).
Dalam keterangannya yang diterima tribunnews.com, Iqbal kemudian menyarankan pemerintah dalam hal ini kementerian tehnis untuk mendorong pengelolaan migas di Indonesia yang lebih efesien. Dengan memberikan kesempatan kepada perusahaan dalam negeri untuk terlibat dalam kegiatan eksplorasi.
Iqbal mendukukung upaya pemanfaatan teknologi yang berskala tinggi dengan menggunakan survey seismik. "Sucofindo sebagai salah satu perusahaan survey siap memperkuat kegiatan survey seismik dalam membuktikan sumber cadangan migas baru," katanya.
Menurutnya, dengan cara ini peningkatan jumah kegiatan eksplorasi pemboran yang didukung oleh data seismik yang akurat untuk menghindari pori yang kering atau dry hole karena kegagalan mendapatkan sumber migas yang potensial.
Selama ini, menurut Iqbal, share perusahaan lokal dalam kegiatan eksplorasi sumber daya minyak dan gas bumi dari di tanah air masih kurang. Karena itu, ia menganggap perlu ada upaya optimalisasi peningkatan menjadi mayoritas share.
Sependapat dengan Iqbal Akbar, peneliti senior CIDES Hilmi R. Ibrahim mengatakan, pemerintah perlu memperkuat kedaulatan energi antara lain dengan memberdayakan perusahaan dalam negeri dalam pencarian sumber-sumber migas baru.
Hilmi mengingatkan, memperkuat ekonomi Indonesia ke depan itu juga harus diartikan bahwa semua resources yang memiliki ketergantungan besar pada impor harus mulai direduksi.
"Karena itu tidak ada cara lain kecuali mendorong dan memperkuat potensi teknologi dan memberikan kesempatan kepada perusahaan dalam negeri untuk melakukan kegiatan survey dan pengeboran," papar Hilmi.
Credit TRIBUNNEWS.COM