(VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
CB - Duta Besar
Kerajaan Malaysia untuk RI, Zahrain Mohamed Hashim, mengatakan tidak
mempermasalahkan jika otoritas Indonesia pada akhirnya memberlakukan
kebijakan penenggelaman kapal asing. Kebijakan tersebut berlaku bagi
kapal nelayan asing yang terbukti telah mencuri ikan di teritori laut
Indonesia.
Demikian ungkap Zahrain yang ditemui VIVAnews di Gedung
Kedutaan Besar Malaysia secara khusus pada pekan lalu. Kendati demikian,
untuk menghindari agar hal tersebut tidak menimpa kapal asal Negeri
Jiran, Zahrain telah menginformasikan kepada nelayan Malaysia agar tidak
melintasi atau melanggar wilayah laut Indonesia.
"Sebab, sekarang Indonesia memberlakukan kebijakan yang tegas terkait maritimnya," kata Zahrain.
Imbauan itu, lanjut Zahrain, telah disampaikan setahun terakhir ini
kepada para nelayan asal Malaysia. Namun, Zahrain turut mengingatkan,
sebelumnya antara RI dan Malaysia pernah memiliki nota kesepahaman bahwa
kedua negara hanya akan mengusir nelayan tradisional, jika terbukti
melanggar teritori masing-masing negara.
"Tetapi, di bawah pemerintahan baru kan Indonesia ingin
memberlakukan hukum yang lebih tegas. Kami tidak mempermasalahkan hal
itu, bahkan menghormati dan menyambut baik kebijakan tersebut," imbuh
Zahrain.
Menurut dia, Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki lebih
banyak wilayah perairan memang sudah sepatutnya mengedepankan kebijakan
maritim. Jika Indonesia menjadi negara maritim yang kuat, lanjut
Zahrain, maka kemajuan tersebut akan ikut dirasakan oleh Malaysia.
"Jadi, saya pikir bukan masalah. Yang paling penting adalah kebutuhan kedua negara untuk bekerja sama," kata dia.
Malaysia pun, ujar dia, juga memiliki aturan dan hukum maritim
sendiri. Aturan tersebut, ungkapnya, sudah lama diberlakukan di
Malaysia.
"Saya pikir, memang sudah waktunya Indonesia menyadari betapa pentingnya memiliki kebijakan di bidang maritim," tuturnya.
Salah Persepsi
Sementara, terkait pernyataan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto,
yang sebelumnya menyebut ratusan nelayan yang ditangkap di Derawan,
berasal dari Malaysia, Zahrain juga mengaku tidak mempermasalahkannya.
Ketika bertemu Andi beberapa waktu lalu, dia juga tidak memprotes
pernyataan Andi itu.
"Kami tidak perlu memprotesnya, karena dia telah menyampaikan
secara jelas kepada kami, bahwa kalimatnya disalah artikan oleh media,"
ujarnya.
Oleh sebab itu, dia meminta kepada media, khususnya yang berasal
dari luar Indoensia dan Malaysia, agar tidak menulis sesuatu yang dapat
membahayakan hubungan baik kedua negara.
"Sebaiknya, dalam penulisan juga lebih bertanggung jawab," kata dia.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, TNI Angkatan Laut telah menembak
dan menenggelamkan tiga kapal asal Vietnam yang terbukti mencuri ikan di
perairan Indonesia.
Credit VIVAnews