MOSKOW
- Rusia menyediakan sistem pertahanan udara S-300PM kepada militer
Suriah secara gratis. Sistem rudal yang dipasok itu sebanyak tiga set
batalion dengan masing-masing delapan peluncur.
Laporan penyediaan senjata pertahanan secara cuma-cuma untuk rezim Bashar al-Assad itu dirilis kantor berita negara Rusia, TASS, Senin petang.
Laporan penyediaan senjata pertahanan secara cuma-cuma untuk rezim Bashar al-Assad itu dirilis kantor berita negara Rusia, TASS, Senin petang.
"Pada
1 Oktober, tiga set batalion sistem S-300PM, masing-masing delapan
peluncur dikirim ke Suriah," kata seorang sumber militer Moskow kepada
kantor berita tersebut, yang dikutip Selasa (9/10/2018).
"Sistem ini sebelumnya ditempatkan di salah satu resimen pasukan kedirgantaraan Rusia yang sekarang menggunakan sistem S-400 Triumf. Sistem S-300 mengalami perbaikan modal di perusahaan pertahanan Rusia, dalam kondisi baik dan mampu melakukan tugas tempur," ujarnya.
Sumber itu menambahkan bahwa sistem itu disediakan secara gratis, bersama dengan 100 rudal surface-to-air (permukaan ke udara) berpandu untuk masing-masing batalion, sehingga total 300 rudal.
Pengiriman senjata anti-pesawat ke Suriah tersebut dilakukan Moskow setelah pesawat mata-matanya, Il-20, secara tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem rudal s-200 Suriah saat merespons serangan empat jet tempur F-16 Israel di Latakia. Insiden pada 17 September itu menewaskan 15 tentara Moskow yang jadi awak pesawat Il-20.
Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan militer Israel atas insiden tersebut. Menurut kementerian itu, jet-jet F-16 Tel Aviv menggunakan pesawat Il-20 sebagai perisai.
"Sistem ini sebelumnya ditempatkan di salah satu resimen pasukan kedirgantaraan Rusia yang sekarang menggunakan sistem S-400 Triumf. Sistem S-300 mengalami perbaikan modal di perusahaan pertahanan Rusia, dalam kondisi baik dan mampu melakukan tugas tempur," ujarnya.
Sumber itu menambahkan bahwa sistem itu disediakan secara gratis, bersama dengan 100 rudal surface-to-air (permukaan ke udara) berpandu untuk masing-masing batalion, sehingga total 300 rudal.
Pengiriman senjata anti-pesawat ke Suriah tersebut dilakukan Moskow setelah pesawat mata-matanya, Il-20, secara tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem rudal s-200 Suriah saat merespons serangan empat jet tempur F-16 Israel di Latakia. Insiden pada 17 September itu menewaskan 15 tentara Moskow yang jadi awak pesawat Il-20.
Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan militer Israel atas insiden tersebut. Menurut kementerian itu, jet-jet F-16 Tel Aviv menggunakan pesawat Il-20 sebagai perisai.
Israel
dan Amerika Serikat selama bertahun-tahun telah melobi Rusia untuk
tidak memberi Suriah dan "pemain" regional lainnya sistem S-300.
Alasannya, senjata itu akan membatasi kemampuan Israel untuk
menetralisir ancaman, termasuk oleh kelompok Hizbullah yang berbasis di
Lebanon.
Sistem S-300, dianggap sebagai salah satu senjata pertahanan paling canggih di dunia. Senjata ini memiliki radius tembakan sekitar 200 kilometer, yang berarti baterai yang ditempatkan di dekat Damaskus akan menutupi sebagian besar wilayah Israel.
Sistem S-300, dianggap sebagai salah satu senjata pertahanan paling canggih di dunia. Senjata ini memiliki radius tembakan sekitar 200 kilometer, yang berarti baterai yang ditempatkan di dekat Damaskus akan menutupi sebagian besar wilayah Israel.
Credit sindonews.com