Ilustrasi jenazah. (Istockphoto/Katarzyna Bialasiewicz)
Komite Antiterorisme Rusia menyatakan mereka masih menyelidiki jenis bom diledakkan di ruang makan Politeknik Kerch. Menurut mereka bom itu diletakkan dalam wadah logam.
Sebagaimana dilansir CNN.com, Rabu (17/10), kebanyakan korban adalah mahasiswa. Kepala pemerintahan Krimea, Sergei Aksyonov menyatakan pelaku serangan bunuh diri.
"Pelaku bunuh diri dengn cara menembak dirinya," kata Aksyonov.
Aksyonov mengatakan pelaku diduga adalah seorang mahasiswa di kampus itu. Jasadnya ditemukan di dalam perpustakaan.
Meski demikian, aparat setempat menyatakan mereka akan menggolongkan kejadian itu dalam kasus pembunuhan ketimbang aksi teror. Sebab menurut kesimpulan sementara forensik, jasad para korban diduga kuat bukan karena ledakan bom tetapi dibunuh dengan cara ditembak oleh pelaku. Mereka juga menemukan sisa bahan peledak buat diidentifikasi.
Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memerintahkan supaya kejadian itu ditanggulangi dengan segera, dan seluruh korban dibantu secepat dan sebaik mungkin. Akibat peristiwa itu, militer Rusia menerjunkan 200 tentara ke lokasi.
Semenanjung Krim berada di selatan Ukraina dikelilingi oleh Laut Hitam dan Laut Azov. Rusia mencaplok kawasan itu dari Ukraina pada 2014.
Credit cnnindonesia.com