Masjid yang diserang diklaim jadi markas ISIS sehingga status perlindungannya hilang.
CB,
DOHA -- Pasukan koalisi yang dipimpin pasukan Amerika Serikat (AS)
untuk melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) melakukan
serangan udara terhadap sebuah masjid di Suriah. Pasukan koalisi
menyatakan bahwa masjid tersebut telah menjadi pusat komando dan kontrol
para militan ISIS.
Dilansir dari
Arab News, Ahad (21/10), pasukan koalisi juga
menyatakan serangan udara tersebut telah membunuh belasan militan ISIS
di masjid. Mereka mengakui adanya hukum perang yang melindungi bangunan
masjid sebagai tempat ibadah. Tapi masjid yang diserang menjadi markas
ISIS sehingga status perlindungannya hilang.
Pasukan
Koalisi mengatakan, ISIS memang sengaja memilih masjid untuk
merencanakan dan mengoordinasikan serangan terhadap Pasukan Demokrat
Suriah (Syrian Democratic Forces-SDF) yang didukung AS. ISIS berulang
kali menggunakan masjid.
Sementara, Media Pemerintah
Suriah bersama Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) yang
berbasis di Inggris pada pekan lalu mengatakan, serangan pasukan koalisi
di Sousa dekat perbatasan Irak telah membunuh belasan orang. Termasuk
militan ISIS dan warga sipil. Wilayah Sousa merupakan tempat terakhir
militan-militan ISIS di Suriah.
Sebelumnya, Observatorium
Suriah untuk HAM menyampaikan, serangan yang didukung pasukan pendukung
AS telah membunuh 35 militan ISIS pada Sabtu (20/10). Sebanyak 28
militan ISIS terbunuh oleh serangan udara yang dipimpin pasukan AS di
Kota Hajjin. Sementara, tujuh militan lainnya terbunuh dalam pertempuran
darat dengan Pasukan Demokrasi Suriah.
Observatorium
Suriah untuk HAM juga menyampaikan, serangan udara pasukan koalisi di
tempat lain pada Kamis dan Jumat lalu juga menargetkan militan ISIS.
Serangan tersebut membuat 41 warga sipil dan sepuluh anak-anak di
antaranya meninggal dunia.