Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley,
menyerahkan surat pengunduran diri kepada Presiden Donald Trump pada
Selasa (9/10). (Reuters/Brendan Mcdermid/File Photo)
Menerima kehadiran Haley di Oval Office, Trump mengatakan bahwa mantan Gubernur South Carolina itu sudah menjalankan "tugas dengan fantastis."
Trump mengatakan bahwa Haley sebenarnya sudah mengutarakan keinginannya untuk berhenti sejak beberapa bulan lalu.
"Dia memberi tahu saya sekitar enam bulan lalu. 'Saya ingin beristirahat sejenak,'" ucap Trump yang kemudian menjelaskan bahwa Haley akan mulai berhenti bekerja di PBB pada akhir tahun ini.
Sementara itu, Haley hanya tersenyum dan sama sekali tak membeberkan alasannya berhenti. Ia hanya mengatakan bahwa "penting untuk mengetahui kapan waktunya menyingkir."
Meski tak mengungkap rencananya ke depan, Haley memastikan tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden melawan Trump pada pemilu 2020 mendatang.
Haley memang sempat digadang-gadang menjadi salah satu capres untuk Partai Republik sebagai alternatif sosok yang lebih moderat.
Sejak awal, penunjukan Haley sebagai Dubes AS untuk PBB memang sudah mengejutkan publik mengingat mantan Gubernur South Carolina itu dikenal sangat kritis terhadap Trump selama masa kampanye, terutama mengenai imigran.
Nama Haley mulai menjadi sorotan publik setelah tragedi besar yang terjadi di wilayah pimpinannya pada 17 Juni 2015, ketika sembilan warga kulit hitam tewas ditembak di dalam gereja.
Saat itu, Haley memberikan tanggapan yang sangat keras hingga akhirnya ia memutuskan untuk menurunkan bendera Konfederasi Amerika dari gedung parlemen South Carolina.
Pada masa Perang Sipil, bendera tersebut dikibarkan oleh pasukan Konfederasi pro-perbudakan dan dianggap sebagai simbol rasisme.
Sikap Haley ini membuatnya menuai pujian dari banyak pihak, termasuk kedua kubu Partai Republik dan Partai Demokrat.
Meski kerap berselisih paham dengan Trump selama masa kampanye, putri imigran India ini tetap bekerja secara profesional di PBB.
Haley mulai menunjukkan gelagat tak baik sejak beberapa bulan lalu, ketika ia bercerita kepada Reuters mengenai tugasnya untuk melindungi kepentingan AS di PBB.
"Setiap hari saya merasa harus memakai pelindung tubuh dari senjata," katanya.
Credit cnnindonesia.com