Jumat, 19 Oktober 2018

China-ASEAN Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan


China-ASEAN Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan Ilustrasi (Mandatory credit Kyodo/via REUTERS)


Jakarta, CB -- China dan sepuluh negara anggota ASEAN termasuk Indonesia akan menggelar latihan angkatan laut gabungan perdana di Laut China Selatan.

"Angkatan laut negara ASEAN sedang dalam perjalanan menuju Zhanjiang, China untuk memulai latihan maritim gabungan ASEAN-China," ucap Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen pada Jumat (19/10).

Kta Zhanjiang di selatan China merupakan pangkalan armada laut militer China. Latihan bersama itu diumumkan Ng Eng dalam pertemuan antar-menteri pertahanan ASEAN yang turut dihadiri Menhan Amerika Serikat James Mattis dan juga Menhan China Wei Fenghe.



Ng Eng mengatakan latihan bersama itu itu diharapkan mampu membantu "terbangunnya rasa saling percaya" antara ASEAN-China.

Selama ini, relasi kedua belah pihak bisa dibilang kompleks lantaran sengketa antara Beijing dan sejumlah negara Asia Tenggara terkait wilayah di Laut China Selatan.

Dikutip AFP, Laut China Selatan menjadi rawan konflik setelah Beijing megklaim hampir 90 persen perairan merupakan salah satu jalur perdagangan utama itu. Klaim Beijing tersebut bertabrakan dengan sejumlah negara seperti Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia, bahkan Taiwan.


Meski masih berkeras terhadap masing-masing klaim, China dan ASEAN berusaha meredakan ketegangan dan mengantisipasi potensi eskalasi militer di perairan tersebut.

Ng Eng mengatakan ASEAN juga berencana menggelar latihan bersama serupa dengan militer AS tahun depan.

Hal itu dilakukan guna membendung kekhawatiran AS terkait relasi Asia Tenggara yang semakin mendekat kepada China, khusus sejak AS berada di bawah kuasa Presiden Donald Trump.


AS telah lama mengungkapkan kekhawatiran terkait klaim China di Laut China Selatan yang dianggap Washington sebagai perairan internasional.

Sebab, meski klaim China telah dipatahkan Pengadilan Arbitrase Internasional pada pertengahan 2016 lalu, Pemerintahan Presiden Xi Jinping tetap melakukan sejumlah instalasi militer dan membangun pulau buatan di perairan itu.

Laut China Selatan merupakan salah satu jalur kapal terpadat dengan nilai perdagangan mencapai US$5 triliun (Rp75 quadriliun) setiap tahunnya. Selain itu, perairan itu juga disebut memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah.




Credit  cnnindonesia.com