Perusahaan tersebut dituduh melakukan transaksi perdagangan senjata dengan Korut.
CB,
WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Kamis (4/10) memberlakukan
sanksi terhadap sebuah perusahaan berbasis di Turki. Sanksi juga
diberikan kepada para pemimpin perusahaan, dan seorang diplomat Korea
Utara (Korut). Mereka dituduh melakukan perdagangan senjata dan barang
mewah dengan Pyongyang yang melanggar sanksi internasional.
Sanksi terbaru dijatuhkan saat Washington mempertahankan tekanan pada
Pyongyang agar membongkar program rudal dan nuklirnya. Sanksi AS telah
menargetkan rute perdagangan Korut untuk menghalangi pendanaan dalam
pengembangan program senjata.
Departemen Keuangan AS
mengatakan, SIA Falcon International Group yang juga memiliki cabang di
Latvia akan masuk daftar hitam karena mengekspor senjata ke atau dari
Korut.
Sanksi juga diberikan kepasa SIA Falcon Chief
Executive Huseyin Sahin dan manajer umumnya, Erhan Culha, karena
bertindak untuk atau atas nama SIA Falcon baik secara langsung dan
tidak langsung.
Selain
itu, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi pada Ri Song Un,
penasihat ekonomi dan komersial kedutaan Kout di Mongolia. Dikatakan
pejabat SIA Falcon menjamu Ri awal tahun ini di Turki untuk merundingkan
kesepakatan senjata dengannya.
Kantor berita
Reuters
mencoba menghubungi kantor SIA Falcon di Istanbul untuk meminta
komentar. Namun tidak ada jawaban. Permintaan konfirmasi ke kantor SIA
Falcon di Latvia disambut oleh pesan suara yang telah direkam dalam
bahasa Arab.
"SIA Falcon International Group dan individu
yang bertindak atas namanya terang-terangan berusaha untuk melanggar
sanksi PBB yang sudah lama terhadap perdagangan senjata dan barang mewah
dengan Korea Utara," kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam sebuah
pernyataan.
Menurut situs SIA Falcon, perusahaan bergerak
dalam bidang pertahanan, ternak, energi dan produk makanan. SIA Falcon
menggambarkan dirinya sebagai salah satu perusahaan terbesar di industri
pertahanan. Perusahaan memasok layanan bersenjata dan pasukan keamanan
ke lebih dari 30 negara di lima benua.
Menteri Luar Negeri
AS Mike Pompeo menuju ke Pyongyang pada Ahad untuk melanjutkan negosiasi
dengan pemimpin Korut Kim Jong Un terkait pembongkaran program rudal
dan nuklir negara itu.
Pembicaraan juga mencakup rencana
pertemuan kedua antara Kim dan Presiden Donald Trump yang dijadwalkan
berlangsung akhir tahun ini.
Sebelumnya Trump dan Kim
bertemu di Singapura pada Juni. Dalam pertemuan itu Kim berjanji untuk
melakukan denuklirisasi di Aemenanjung Korea.