WASHINGTON
- Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan dakwaan
terhadap tujuh perwira intelijen militer Rusia atas tuduhan meretas
situs Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW). Selain OPCW, situs Badan
Anti-Doping dan organisasi internasional lainnya juga dilaporkan telah
diretas.
"Kami mengumumkan dakwaan terhadap tujuh perwira militer Rusia dengan pelanggaran beberapa undang-undang kriminal AS untuk kegiatan maya berbahaya terhadap Amerika Serikat dan sekutunya," kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, John Demers, kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Jumat (5/10/2018).
"Kami mengumumkan dakwaan terhadap tujuh perwira militer Rusia dengan pelanggaran beberapa undang-undang kriminal AS untuk kegiatan maya berbahaya terhadap Amerika Serikat dan sekutunya," kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, John Demers, kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Jumat (5/10/2018).
Menurut
departemen tersebut, WADA, OPCW, USADA, Westinghouse—perusahaan AS
pemasok bahan nuklir untuk Ukraina—jadi sasaran serangan siber. Ada 250
atlet dan tokoh olahraga dari berbagai negara diduga menjadi sasaran
serangan siber perwira intelijen Rusia.
"Mereka menargetkan Westinghouse, sebuah perusahaan nuklir yang berbasis di Pittsburgh, Pennsylvania, yang memasok bahan bakar nuklir ke Ukraina," kata Jaksa AS untuk Distrik Pennsylvania Barat, Scott Brady, kepada wartawan.
Demers lebih lanjut mengklaim bahwa Rusia telah melakukan serangan siber terhadap laboratorium Swiss, yang menganalisis zat beracun, yang diduga digunakan terhadap mantan agen ganda Kremlin Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris.
Demers sebelumnya mengklaim tiga agen Rusia ikut campur dalam pemilu AS 2016.
Sementara itu, Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Sputnik pada hari Kamis bahwa mereka tidak memiliki bukti adanya pelanggaran sistemnya sejak tahun 2016.
"Mereka menargetkan Westinghouse, sebuah perusahaan nuklir yang berbasis di Pittsburgh, Pennsylvania, yang memasok bahan bakar nuklir ke Ukraina," kata Jaksa AS untuk Distrik Pennsylvania Barat, Scott Brady, kepada wartawan.
Demers lebih lanjut mengklaim bahwa Rusia telah melakukan serangan siber terhadap laboratorium Swiss, yang menganalisis zat beracun, yang diduga digunakan terhadap mantan agen ganda Kremlin Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris.
Demers sebelumnya mengklaim tiga agen Rusia ikut campur dalam pemilu AS 2016.
Sementara itu, Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Sputnik pada hari Kamis bahwa mereka tidak memiliki bukti adanya pelanggaran sistemnya sejak tahun 2016.
"Badan
Anti-Doping Dunia (WADA) mencatat pengumuman hari ini oleh Biro
Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Kehakiman (DOJ) AS bahwa mereka
telah menuduh sejumlah individu sehubungan dengan berbagai dugaan
pelanggaran, termasuk peretasan dan kejahatan dunia maya lainnya sejak
tahun 2016," kata WADA.
"Tidak ada bukti adanya pelanggaran sistem WADA yang telah terjadi sejak 2016. WADA terus mengoperasikan pemantauan dekat dan permanen dari sistemnya," katanya.
"Tidak ada bukti adanya pelanggaran sistem WADA yang telah terjadi sejak 2016. WADA terus mengoperasikan pemantauan dekat dan permanen dari sistemnya," katanya.
Credit sindonews.com