USS Decatur bermuatan rudal berlayar di LCS untuk operasi kebebasan navigasi.
CB,
WASHINGTON -- Sebuah kapal perang Cina terdeteksi berada dalam jarak
beberapa meter dari kapal perusak Amerika Serikat, USS Decatur di Laut
Cina Selatan (LCS). Pejabat AS mengatakan, USS Decatur memaksa mengubah
arah akibat aksi yang bisa disebut tidak aman dan tidak profesional.
USS Decatur milik AS yang bermuatan rudal perusak itu berlayar di LCS
guna menggelar kebebasan operasi navigasi atau FON yang rutin dan biasa
dilakukan. Pada Ahad (30/9) kemarin, kapal tersebut melewati 12 mil
laut karang Gaven dan honson di Kepulauan terpencil, Spratly.
Meski
jarak 12 mil pada umumnya dapat diterima di wilayah perairan dekat
pulau. Namun, Beijing mengklaim, semua rantai pada perairan Spratly
termasuk sebagian besar dari LCS.
"Selama operasi, kapal
milter Luyang Cina mendekati USS Decatur dalam manuver yang dinilai
tidak aman dan tidak profesional di sekitar Gaven Reef di LCS," ujar
juru bicara Armada PAsifik AS, Nate Christensen seperti dikutip
Guardian, Selasa (2/10).
Kapal
Cina, kemudian mulai melakukan serangkaian manuver yang semakin gencar
guna memperingatkan USS Decatur meninggalkan wilayah perairan itu.
"Kapal
perusak Cina itu semakin mendekat dalam jarak 45 yard dari busur
Decatur, setelah itu Decatur menghalau untuk mencegah tabrakan,"
ujarnya.
Hubungan di antara kedua negara mengalami
ketegangan dengan berbagai tingkatannya sejak Presiden AS Donald Trump
menjabat pada 2017.
Perang dagang yang dicanangkan
Trump membuat Beijing murka. Apalagi dengan penjualan senjata sebesar
1,3 miliar dolar AS ke Taiwan. Cina selama ini mengakui Taiwan bagian
dari wilayahnya.
Baru-baru ini, Washington memberlakukan
tarif perdagangan baru terhadap Cina sebesar 200 miliar dolar AS pada
bea impor. Cina tidak bisa diam dan melakukan pembalasan termasuk
membatalkan kunjungan pertemuan pejabat tinggi angkatan laut mereka
dengan AS.