MOSKOW
- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk NATO, Kay Bailey Hutchison,
memicu kontroversi setelah menyatakan akan melakukan serangan
pre-emptive terhadap Rusia. Meski kemudian memberikan klarifikasi,
pernyataan Hutchison telah membuat kerusakan diplomatik.
"Kesannya adalah bahwa orang yang membuat klaim seperti itu tidak menyadari tingkat tanggung jawab mereka dan bahaya retorika agresif," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
“Siapa yang memberi wewenang kepada wanita ini untuk membuat tuduhan seperti itu? Rakyat Amerika? Apakah orang Amerika biasa tahu bahwa mereka membayar keluar dari kantong mereka untuk apa yang disebut diplomat yang berperilaku begitu agresif dan merusak?” imbuhnya seperti dikutip dari The Washington Post, Rabu (3/10/2018).
Zakharova mengatakan bahwa para ahli militer Rusia sedang mempersiapkan tanggapan yang lebih teknis terhadap Hutchison.
Rusia pun membantah telah melanggar perjanjian Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. Perjanjian ini ditandatangani oleh AS dan Uni Soviet pada tahun 1987. Perjanjian ini melarang produksi dan penyebaran rudal nuklir dan konvensional yang terbang dari 500 hingga 5.500 kilometer. Perjanjian ini berlaku untuk rudal balistik dan jelajah darat.
Sementara itu para menteri pertahanan NATO berencana untuk menangani dugaan pelanggaran Rusia pada pertemuan Brussels pada hari Rabu dan Kamis.
"Kesannya adalah bahwa orang yang membuat klaim seperti itu tidak menyadari tingkat tanggung jawab mereka dan bahaya retorika agresif," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
“Siapa yang memberi wewenang kepada wanita ini untuk membuat tuduhan seperti itu? Rakyat Amerika? Apakah orang Amerika biasa tahu bahwa mereka membayar keluar dari kantong mereka untuk apa yang disebut diplomat yang berperilaku begitu agresif dan merusak?” imbuhnya seperti dikutip dari The Washington Post, Rabu (3/10/2018).
Zakharova mengatakan bahwa para ahli militer Rusia sedang mempersiapkan tanggapan yang lebih teknis terhadap Hutchison.
Rusia pun membantah telah melanggar perjanjian Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. Perjanjian ini ditandatangani oleh AS dan Uni Soviet pada tahun 1987. Perjanjian ini melarang produksi dan penyebaran rudal nuklir dan konvensional yang terbang dari 500 hingga 5.500 kilometer. Perjanjian ini berlaku untuk rudal balistik dan jelajah darat.
Sementara itu para menteri pertahanan NATO berencana untuk menangani dugaan pelanggaran Rusia pada pertemuan Brussels pada hari Rabu dan Kamis.
"Perjanjian ini dalam bahaya karena tindakan Rusia," kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg.
“Semua sekutu setuju bahwa penilaian yang paling masuk akal adalah bahwa Rusia melanggar perjanjian. Oleh karena itu mendesak bahwa Rusia mengatasi masalah ini secara substansial dan transparan,” imbuhnya.
“Semua sekutu setuju bahwa penilaian yang paling masuk akal adalah bahwa Rusia melanggar perjanjian. Oleh karena itu mendesak bahwa Rusia mengatasi masalah ini secara substansial dan transparan,” imbuhnya.
Credit sindonews.com