Jet Israel membombardir lebih dari 35 situs Palestina.
CB,
 GAZA -- Tentara Israel dan pejuang Palestina di Gaza disebut telah 
terlibat dalam serangan terberat sejak perang 2014. Pada Selasa (28/5), 
pejuang Palestina melakukan serangan terbesar dengan meluncurkan hampir 
30 kali tembakan mortir ke Israel bagian Selatan.
Jet tempur Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menanggapi serangan 
tersebut dengan membombardir lebih dari 35 situs yang mereka klaim 
sebagai milik penguasa Gaza, Hamas, dan faksi Jihad Islam Palestina. 
Roket meluncur tak henti dari arah Israel ke Palestina. Hingga sore 
hari, sirine peringatan roket terus terdengar.
"Ini jelas 
rentetan roket dan tembakan mortir terbesar ke Israel sejak Operasi 
Perlindungan wilayah Tepi (OPE) pada musim panas 2014," kata juru bicara
 IDF, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seperti dikutip 
the Guardian.
Conricus
 menyebut ini sebagai serangan pembalasan. Ia memperkirakan sistem 
pertahanan udara Iron Dome Israel telah mencegat hingga 25 proyektil.
The Guardian
 melaporkan, sebuah proyektil merusak bangunan taman kanak-kanak sebelum
 para siswa datang. Israel memberi tahu warga di daerah itu agar 
mengungsi ke tempat perlindungan.
Menurut 
the Guardian,
 IDF mencatat tiga tentara terluka dalam serangan Selasa lalu. Mereka 
dievakuasi ke rumah sakit. Sementara itu,  belum ada laporan korban 
cedera dari pihak Palestina akibat serangan udara tersebut.
Hingga
 saat ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas 
serangan mortir tersebut. Tanpa mengidentifikasi siapa yang menembak, 
Hamas menyatakan apa yang dilakukan merupakan perlawanan sebagai hak 
alami untuk membela rakyat kita.
Perdana Menteri Israel, 
Benjamin Netanyahu, berjanji untuk menanggapi serangan itu dengan 
kekuatan besar. Dengan mengkambinghitamkan serangan terhadap Hamas dan 
Jihad Islam, ia mengatakan Israel akan menuntut harga yang berat dari 
siapa saja yang mencoba untuk menyerangnya.
Menteri 
intelijen Israel, Yisrael Katz, juga mengatakan negara itu mendekati 
ambang perang sejak 2014. "Kami tidak menginginkannya, dan pihak lain 
juga tidak, tetapi kami memiliki garis merah," kata dia kepada Radio 
Angkatan Darat Israel.
Sebagai informasi, daerah perbatasan
 Israel dan Palestina telah mengalami ketegangan selama dua bulan 
terakhir. Warga Gaza berkumpul di sepanjang perbatasan untuk memprotes 
blokade yang dipaksakan oleh Israel dan Mesir.
Mereka
 juga menolak pembukaan kedutaan AS di Yerusalem. Mereka juga menuntut 
hak bagi para pengungsi Palestina dan keturunan mereka.
Sepanjang
 protes tersebut, tentara Israel telah menewaskan lebih dari 110 orang. 
Kebanyakan dari mereka ditembak oleh para penembak jitu. Ada juga yang 
tewas dalam serangan udara dan oleh tembakan tank. Petugas medis 
menyebut ribuan orang ditembak di kaki.
Pemerintah Israel 
berulang kali menolak ajakan untuk melakukan penyelidikan independen. 
Mereka menyalahkan Hamas dan menuduh organisasi tersebut menggunakan 
menggunakan para demonstran sebagai tameng untuk menerobos pagar 
perimeter.
Tentara Israel melaporkan ada tembakan 
senapan mesin dari Gaza yang menabrak bangunan di sekitar jalur 
perbatasan. Para pejuang Gaza juga dituduh telah memasang perangkat 
peledak improvisasi di sepanjang jalur tersebut.
Militer 
Israel berulang kali mengebom Gaza menggunakan tank dan jet tempur 
setelah insiden itu. Hamas, yang telah tiga kali berperang dengan Israel
 dan mendukung demonstrasi di perbatasan, tidak melepaskan tembakan 
roket sejak protes dimulai pada 30 Maret. Tak ada orang Israel yang 
tewas selama gerakan massa itu.
Pada Ahad, ketegangan meningkat ketika sebuah 
tank Israel menewaskan tiga anggota Jihad Islam di Gaza.
 Tentara Israel mengatakan itu adalah respons mereka terhadap upaya 
pengeboman pagar perbatasan. Dengan pola serangan dan serangan balik 
pada hari Selasa, ada kekhawatiran kekerasan bisa memperdalam konflik 
babak baru.
Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan 
pasukannya telah mencapai tujuh lokasi di sepanjang jalur itu pada 
Selasa, termasuk enam pusat militer, gudang penyimpanan amunisi, dan 
target angkatan laut. Jet juga menghancurkan terowongan yang disebut 
digali oleh Hamas. Terowongan itu melengkung ke bawah tanah menuju Mesir
 di selatan dan kembali ke utara ke wilayah Israel.
Berbagai
 roket dan mortir menembaki Israel dari pagi hari. "Beberapa dari mereka
 diluncurkan oleh Jihad Islam Palestina dan beberapa oleh Hamas, dari 
sudut pandang mereka, sebagai tanggapan terhadap serangan kami yang 
tentu saja berlangsung," kata Conricus.
Dia mengatakan 
komandan tidak punya niat untuk meningkatkan situasi, tetapi mengatakan 
"tenang akan bertemu dengan tenang, permusuhan akan bertemu dengan 
respons yang tepat".
Secara terpisah pada hari Selasa, 
Palestina meluncurkan kapal dari Gaza untuk memprotes blokade laut 
Israel. Militer Israel mengatakan mereka telah mencegat kapal-kapal itu,
 menahan 17 orang di dalamnya, dan akan menarik kapal itu ke pelabuhan.
Tenaga
 medis ditugaskan untuk mengobati setiap orang Palestina yang sakit di 
kapal. Setelah penyelidikan, kelompok itu  akan dikembalikan kembali ke 
Gaza.