Jakarta (CB) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim
Mattis menyatakan bahwa AS akan terus menghadapi apa yang disebut
Washington militerisasi kepulauan di Laut Tiongkok Selatan oleh
Tiongkok.
Dua kapal perang AS telah berlayar ke dekat kepulauan di Laut Tiongkok Selatan yang diklaim Tiongkok, Minggu waktu setempat, padahal Presiden Donald Trump tengan mendekati Tiongkok dalam kaitanya dengan Korea Utara.
Operasi bersandi "navigasi perdamaian" itu adalah langkah AS melawan upaya Tiongkok membatasi kebebasan pelayaran di perairan strategis itu di mana kapal perang-kapal perang Tiongkok, Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara beroperasi.
Tiongkok marah atas tindakan AS itu yang bereaksi dengan mengirim kapal perang dan pesawa tempurnya untuk mengusir kapal perang AS itu.
"Manakala mereka melakukan hal yang tidak dipahani kita semua, maka kita tak bisa bekerja sama di wilayah yang semestinya bekerja sama," kata Mattis seperti dikutip Reuters.
Dia akan kian keras mengeluarkan penyataan kepada Tiongkok saat mengunjungi Singapura pekan jni.
Selain diklaim Tiongkok, wilayah itu juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
Dua kapal perang AS telah berlayar ke dekat kepulauan di Laut Tiongkok Selatan yang diklaim Tiongkok, Minggu waktu setempat, padahal Presiden Donald Trump tengan mendekati Tiongkok dalam kaitanya dengan Korea Utara.
Operasi bersandi "navigasi perdamaian" itu adalah langkah AS melawan upaya Tiongkok membatasi kebebasan pelayaran di perairan strategis itu di mana kapal perang-kapal perang Tiongkok, Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara beroperasi.
Tiongkok marah atas tindakan AS itu yang bereaksi dengan mengirim kapal perang dan pesawa tempurnya untuk mengusir kapal perang AS itu.
"Manakala mereka melakukan hal yang tidak dipahani kita semua, maka kita tak bisa bekerja sama di wilayah yang semestinya bekerja sama," kata Mattis seperti dikutip Reuters.
Dia akan kian keras mengeluarkan penyataan kepada Tiongkok saat mengunjungi Singapura pekan jni.
Selain diklaim Tiongkok, wilayah itu juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
Credit antaranews.com