CB, Jakarta - Militer Cina
menyatakan telah mengirim kapal perang untuk menghadang dua kapal
Angkatan Laut Amerika Serikat yang berlayar melalui perairan di Laut
Cina Selatan yang diklaim Cina sebagai miliknya, pada Minggu 27 Mei.
Cina akan menghadang kapal-kapal Amerika dan memperingatkan mereka untuk pergi, kata Kementerian Pertahanan Nasional dalam situs resmi, seperti dilaporkan New York Times, 28 Mei 2018.
Dua kapal Amerika Serikat, USS Higgins, kapal perusak, dan USS Antietam, kapal penjelajah - melintas dalam jarak 19 kilometer dari Kepulauan Paracel, sebuah kepulauan di bagian utara perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan dekat lepas pantai Vietnam.
Juru bicara utama untuk Kementerian Pertahanan Nasional Cina, Kolonel Senior Wu Qian, mengatakan bahwa Amerika Serikat secara serius melanggar kedaulatan Cina.
Konfrontasi di laut, meski belum pernah terjadi sebelumnya, telah meningkatkan tensi antara Amerika Serikat dan Cina di sejumlah bidang, dari perdagangan hingga negosiasi alot dengan Korea Utara.
USS Higgins. [cpf.navy.mil]
Dalam beberapa bulan terakhir, Cina bertekad untuk mempertahankan klaimnya di Laut Cina Selatan, dengan memperkuat dan mempersenjatai pangkalan-pangkalannya di Kepulauan Paracel dan lebih jauh ke selatan di Kepulauan Spratly, meskipun kepulauan ini juga diklaim oleh Vietnam, Filipina, Taiwan.
Pada 18 Mei Cina untuk pertama kalinya mendaratkan pesawat pembom strategis H-6K di pangkalan udara di Paracels, Woody Island. Pada awal Mei, Amerika Serikat juga memprotes pemasangan rudal dan peralatan radar di tiga pulau di Kepulauan Spratly.
Amerika Serikat menuduh Beijing melanggar janji pemimpin China, Xi Jinping, pada tahun 2015 ketika dia mengatakan Cina tidak berniat untuk memiliterisasi wilayah yang disengketakan. Sebagai respon pemasangan rudal di Kepulauan Spratly, pekan lalu Pentagon membatalkan undangan kepada Cina untuk berpartisipasi dalam latihan tempur gabungan angkatan laut di Hawaii.
Dua kapal perang Amerika Serikat Minggu kemarin melakukan manuver yang dikenal sebagai operasi freedom of navigation. Operasi yang digiatkan kembali di bawah Presiden Trump. Kedua kapal ini melintasi empat pulau: Tree, Lincoln, Triton, dan Woody dari jarak 29 kilometer.
Juru bicara Armada Ketujuh Amerika Serikat, Clay Doss, tidak membahas rincian kecaman Cina tetapi mengatakan bahwa pada 2017, kapal perang Amerika Serikat melakukan operasi serupa di perairan 22 negara yang berbeda, termasuk di perairan sekutu Amerika Serikat.
Pulau Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan, dilihat dari udara, 8 Januari 2016. Foto satelit ini memperlihatkan pembangunan tanggul di sisi utara dan dermaga yang telah selesai dibangun. REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe
Cina, yang mengklaim pulau-pulau di Kepulauan Paracels dan Spratly, berpendapat bahwa 19 kilometer kawasan laut di kepulauan ini merupakan pelanggaran wilayah negara di bawah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut. Pada April lalu, kapal tempur dan pesawat Cina juga menghadang tiga kapal Angkatan Laut Australia saat melakukan perjalanan ke pelabuhan di Vietnam.
"Kapal-kapal angkatan laut Amerika Serikat Antietam dan Higgins masuk tanpa izin pemerintah Cina ke wilayah perairan di sekitar pulau-pulau itu, yang Cina sebut Kepulauan Xisha," kata Kolonel Wu dalam pernyataannya.
Kolonel Wu menegaskan militer Cina tetap bertekad untuk memperkuat konstruksi kesiapan operasional laut dan udara di pulau-pulau Laut Cina Selatan.
Cina akan menghadang kapal-kapal Amerika dan memperingatkan mereka untuk pergi, kata Kementerian Pertahanan Nasional dalam situs resmi, seperti dilaporkan New York Times, 28 Mei 2018.
Dua kapal Amerika Serikat, USS Higgins, kapal perusak, dan USS Antietam, kapal penjelajah - melintas dalam jarak 19 kilometer dari Kepulauan Paracel, sebuah kepulauan di bagian utara perairan yang disengketakan di Laut Cina Selatan dekat lepas pantai Vietnam.
Juru bicara utama untuk Kementerian Pertahanan Nasional Cina, Kolonel Senior Wu Qian, mengatakan bahwa Amerika Serikat secara serius melanggar kedaulatan Cina.
Konfrontasi di laut, meski belum pernah terjadi sebelumnya, telah meningkatkan tensi antara Amerika Serikat dan Cina di sejumlah bidang, dari perdagangan hingga negosiasi alot dengan Korea Utara.
USS Higgins. [cpf.navy.mil]
Dalam beberapa bulan terakhir, Cina bertekad untuk mempertahankan klaimnya di Laut Cina Selatan, dengan memperkuat dan mempersenjatai pangkalan-pangkalannya di Kepulauan Paracel dan lebih jauh ke selatan di Kepulauan Spratly, meskipun kepulauan ini juga diklaim oleh Vietnam, Filipina, Taiwan.
Pada 18 Mei Cina untuk pertama kalinya mendaratkan pesawat pembom strategis H-6K di pangkalan udara di Paracels, Woody Island. Pada awal Mei, Amerika Serikat juga memprotes pemasangan rudal dan peralatan radar di tiga pulau di Kepulauan Spratly.
Amerika Serikat menuduh Beijing melanggar janji pemimpin China, Xi Jinping, pada tahun 2015 ketika dia mengatakan Cina tidak berniat untuk memiliterisasi wilayah yang disengketakan. Sebagai respon pemasangan rudal di Kepulauan Spratly, pekan lalu Pentagon membatalkan undangan kepada Cina untuk berpartisipasi dalam latihan tempur gabungan angkatan laut di Hawaii.
Dua kapal perang Amerika Serikat Minggu kemarin melakukan manuver yang dikenal sebagai operasi freedom of navigation. Operasi yang digiatkan kembali di bawah Presiden Trump. Kedua kapal ini melintasi empat pulau: Tree, Lincoln, Triton, dan Woody dari jarak 29 kilometer.
Juru bicara Armada Ketujuh Amerika Serikat, Clay Doss, tidak membahas rincian kecaman Cina tetapi mengatakan bahwa pada 2017, kapal perang Amerika Serikat melakukan operasi serupa di perairan 22 negara yang berbeda, termasuk di perairan sekutu Amerika Serikat.
Pulau Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan, dilihat dari udara, 8 Januari 2016. Foto satelit ini memperlihatkan pembangunan tanggul di sisi utara dan dermaga yang telah selesai dibangun. REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe
Cina, yang mengklaim pulau-pulau di Kepulauan Paracels dan Spratly, berpendapat bahwa 19 kilometer kawasan laut di kepulauan ini merupakan pelanggaran wilayah negara di bawah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut. Pada April lalu, kapal tempur dan pesawat Cina juga menghadang tiga kapal Angkatan Laut Australia saat melakukan perjalanan ke pelabuhan di Vietnam.
"Kapal-kapal angkatan laut Amerika Serikat Antietam dan Higgins masuk tanpa izin pemerintah Cina ke wilayah perairan di sekitar pulau-pulau itu, yang Cina sebut Kepulauan Xisha," kata Kolonel Wu dalam pernyataannya.
Kolonel Wu menegaskan militer Cina tetap bertekad untuk memperkuat konstruksi kesiapan operasional laut dan udara di pulau-pulau Laut Cina Selatan.
Credit tempo.co