MOSKOW
- Presiden Rusia Vladimir Putin menilai Amerika Serikat (AS) tidak akan
berhasil menekan Presiden Recep Tayyip Erdogan lantaran Turki membeli
sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Saat ini, Washington mengancam tak
pasok jet tempur F-35 ke Ankara karena membeli senjata Moskow.
"Seperti yang saya tahu Presiden Recep Tayyip Erdogan, sangat sulit untuk mendapatkan hasil apapun dengan menggunakan alat tekanan ke arahnya. Sebaliknya, ini akan mendorong Erdogan, dan dia tidak akan membuat kompromi sekaligus melindungi kepentingan nasionalnya," kata Putin dalam sebuah forum ekonomi di St Petersburg, hari Jumat.
Putin mengkritik AS karena menciptakan hambatan dalam pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki. Dia mengatakan bahwa Turki bukan anggota NATO pertama yang membeli sistem pertahanan Rusia.
"Saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan tekanan ini. Sikap seperti itu terhadap Turki tidak adil," ujar Putin, yang dilansir Daily Sabah, Sabtu (26/5/2018).
Komite Senat AS pada hari Kamis lalu meloloskan RUU kebijakan pertahanan yang di dalamnya termasuk langkah-langkah untuk mencegah Turki membeli jet tempur siluman F-35.
RUU berupa amandemen National Defense Authorization Act atau NDAA dari Senator Demokrat Jeanne Shaheen dan Senator Republik Thom Tillis, akan menghilangkan Turki dari program F-35 selama Ankara masih menahan warga AS bernama Andrew Brunson.
RUU itu juga mengutip kesepakatan Turki dengan Rusia soal pembelian baterai sistem rudal surface-to-air S-400.
Menanggapi RUU Senat AS, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah terbaru Washington menargetkan Turki untuk membujuk Ankara agar membatalkan kesepakatan sistem pertahanan S-400 dengan Rusia dan membebaskan pastor Amerika Andrew Brunson. Pastor itu ditahan di Turki atas tuduhan terlibat serangan teror karena hubungannya dengan kelompok PKK Kurdi dan Gülenist Terror Group (FETÖ).
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat berada di Capitol Hill Rabu lalu mengatakan bahwa dia belum membuat keputusan mengenai pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki.
"Seperti yang saya tahu Presiden Recep Tayyip Erdogan, sangat sulit untuk mendapatkan hasil apapun dengan menggunakan alat tekanan ke arahnya. Sebaliknya, ini akan mendorong Erdogan, dan dia tidak akan membuat kompromi sekaligus melindungi kepentingan nasionalnya," kata Putin dalam sebuah forum ekonomi di St Petersburg, hari Jumat.
Putin mengkritik AS karena menciptakan hambatan dalam pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki. Dia mengatakan bahwa Turki bukan anggota NATO pertama yang membeli sistem pertahanan Rusia.
"Saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan tekanan ini. Sikap seperti itu terhadap Turki tidak adil," ujar Putin, yang dilansir Daily Sabah, Sabtu (26/5/2018).
Komite Senat AS pada hari Kamis lalu meloloskan RUU kebijakan pertahanan yang di dalamnya termasuk langkah-langkah untuk mencegah Turki membeli jet tempur siluman F-35.
RUU berupa amandemen National Defense Authorization Act atau NDAA dari Senator Demokrat Jeanne Shaheen dan Senator Republik Thom Tillis, akan menghilangkan Turki dari program F-35 selama Ankara masih menahan warga AS bernama Andrew Brunson.
RUU itu juga mengutip kesepakatan Turki dengan Rusia soal pembelian baterai sistem rudal surface-to-air S-400.
Menanggapi RUU Senat AS, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah terbaru Washington menargetkan Turki untuk membujuk Ankara agar membatalkan kesepakatan sistem pertahanan S-400 dengan Rusia dan membebaskan pastor Amerika Andrew Brunson. Pastor itu ditahan di Turki atas tuduhan terlibat serangan teror karena hubungannya dengan kelompok PKK Kurdi dan Gülenist Terror Group (FETÖ).
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat berada di Capitol Hill Rabu lalu mengatakan bahwa dia belum membuat keputusan mengenai pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki.
Credit sindonews.com