Israel
melakukan serangan udara terhadap puluhan target di sepanjang Jalur
Gaza, setelah Hamas sebelumnya meluncurkan puluhan roket dan mortir ke
Israel, Selasa malam (29/5). Konfrontasi yang berlangsung hingga Rabu
pagi ini adalah episode terburuk dalam konflik antara Israel dan Hamas
sejak perang tujuh minggu tahun 2014.
Militer Israel mengatakan, sekitar 70 roket dan mortir ditembakkan ke Israel pada pukul 8 malam waktu setempat hari Selasa. Satu mortir mendarat di dekat taman kanak-kanak. Tiga tentara Israel dilaporkan terluka.
Menurut keterangan sendiri, pasukan Israel berhasil mencegat sebagian besar roket dan mortir. Pesawat pembom dan tank Israel lalu melakukan serangan balasan ke 55 lokasi Hamas di Jalur Gaza. Hingga kini belum ada laporan mengenai korban di pihak Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan: "Tentara Israel akan merespon dengan kekuatan besar terhadap serangan-serangan ini, dan Israel akan menuntut harga yang berat dari siapa pun yang mencoba menghancurkannya, dan kami melihat Hamas bertanggung jawab untuk mencegah serangan-serangan ini terhadap kami. "
Menteri Intelijen Israel, Israel Katz mengatakan, Hamas dan Israel "berada di titik terdekat di ambang perang" sejak 2014. "Jika penembakan (dari Gaza) tidak berhenti, kami harus meningkatkan tanggapan kami dan itu bisa mengarah pada memburuknya situasi, "Katz mengatakan kepada Radio Angkatan Darat.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB hari Rabu (30/5) dan mengatakan: "Dewan Keamanan harus menanggapi serangan kekerasan terbaru yang ditujukan pada warga sipil Israel yang tidak bersalah."
Pejabat tinggi urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, meminta Hamas untuk mengakhiri serangan roket dan mortir dan mengatakan "serangan membabi buta terhadap warga sipil benar-benar tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun."
Selama beberapa minggu terakhir, terjadi banyak bentrokan antara militer Israel dan aktivis Palestina di sepanjang perbatasan Gaza Israel. 110 warga Palestina tewas dalam berbagai bentrokan. Konflik terbaru ini antara lain dipicu oleh peresmian Kedutaan AS di Yerusalem.
Militer Israel mengatakan, sekitar 70 roket dan mortir ditembakkan ke Israel pada pukul 8 malam waktu setempat hari Selasa. Satu mortir mendarat di dekat taman kanak-kanak. Tiga tentara Israel dilaporkan terluka.
Menurut keterangan sendiri, pasukan Israel berhasil mencegat sebagian besar roket dan mortir. Pesawat pembom dan tank Israel lalu melakukan serangan balasan ke 55 lokasi Hamas di Jalur Gaza. Hingga kini belum ada laporan mengenai korban di pihak Palestina.
"Di ambang perang"
Dalam sebuah pernyataan bersama, fraksi bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengklaim bertanggung jawab atas serangan Selasa malam itu. Mereka mengatakan, serangan itu adalah tindalan balasan atas "agresi Zionis dan kejahatan terhadap rakyat kami" sejak bentrokan antara pasukan Israel dan demonstran Palestina pada 30 Maret lalu.Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan: "Tentara Israel akan merespon dengan kekuatan besar terhadap serangan-serangan ini, dan Israel akan menuntut harga yang berat dari siapa pun yang mencoba menghancurkannya, dan kami melihat Hamas bertanggung jawab untuk mencegah serangan-serangan ini terhadap kami. "
Menteri Intelijen Israel, Israel Katz mengatakan, Hamas dan Israel "berada di titik terdekat di ambang perang" sejak 2014. "Jika penembakan (dari Gaza) tidak berhenti, kami harus meningkatkan tanggapan kami dan itu bisa mengarah pada memburuknya situasi, "Katz mengatakan kepada Radio Angkatan Darat.
"Agresi hebat"
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, Israel telah menggunakan "agresi yang hebat" terhadap Gaza dan tidak tertarik dengan perdamaian.Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB hari Rabu (30/5) dan mengatakan: "Dewan Keamanan harus menanggapi serangan kekerasan terbaru yang ditujukan pada warga sipil Israel yang tidak bersalah."
Pejabat tinggi urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, meminta Hamas untuk mengakhiri serangan roket dan mortir dan mengatakan "serangan membabi buta terhadap warga sipil benar-benar tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun."
Selama beberapa minggu terakhir, terjadi banyak bentrokan antara militer Israel dan aktivis Palestina di sepanjang perbatasan Gaza Israel. 110 warga Palestina tewas dalam berbagai bentrokan. Konflik terbaru ini antara lain dipicu oleh peresmian Kedutaan AS di Yerusalem.
Credit sindonews.com/dw