CB, Jakarta - Amerika Serikat
memperingatkan India bahwa pengadaan sistem pertahanan canggih S-400
Rusia dapat membahayakan kerjasama pertahanan dan teknologi antara
Amerika Serikat dan India, serta interoperabilitas (kerja sama sistem
operasi) antara angkatan bersenjata mereka.
"Ada banyak kekhawatiran dalam administrasi dan kongres Amerika Serikat dengan S-400," kata Ketua Komite Pelayanan Bersenjata, Mac Thornberry, seperti dilansir dari Russia Today, 30 Mei 2018.
Dia mendesak India untuk tidak terburu-buru dan mempertimbangkan secara seksama semua konsekuensi dari pembelian senjata canggih Rusia. .
"Ada kekhawatiran bahwa negara manapun yang mengakuisisi sistem akan menyulitkan kemampuan interoperabilitas (dengan pasukan AS)."
"Saya khawatir akuisisi teknologi ini akan membatasi Amerika Serikat membawa teknologi ke negara mana pun," kata Thornberry.
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dan radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. topwar.ru
Keputusan untuk membeli S-400 yang akan diumumkan India pada Oktober, bisa membahayakan penjualan drone Predator yang dikembangkan Amerika Serikat, meskipun pemerintahan Donald Trump baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengurangi penjualan senjata ke negara-negara asing, termasuk India. Perubahan ini dirancang untuk memungkinkan pemasok senjata Amerika Serikat untuk menjual senjata kepada sekutu secara langsung, dan melewati proses birokrasi dari departemen terkait, Pentagon, dan Kongres.
"Ini adalah salah satu bidang di mana akuisisi sistem anti-pesawat Rusia akan membuat akuisisi teknologi itu agak lebih sulit," ujar Thornberry
Predator C dapat dipersenjatai dengan rudal anti tank udara ke permukaan AGM-114 Hellfire, bom diameter kecil GBU-39 250 lb, bom dipandu laser GBU-12/GBU-49 Paveway II 500 lb, bom dipandu laser GBU-16 1.000lb dan bom presisi GBU-48. Avenger juga dapat membawa GBU-31, GBU-32, dan GBU-38 Joint Direct Attack Munition (JDAM). airforce-technology
Keinginan India untuk meproduksi jet tempur F-16 dalam negeri juga dapat dipertaruhkan, sebagian karena Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), yang berisi pemerintahan Amerika Serikat berhak menghukum entitas yang terlibat dalam transaksi signifikan dengan sektor pertahanan Rusia .
"India ingin memiliki lebih banyak berbagi teknologi dan produksi seperti F-16. Masalahnya adalah ketika Anda berbicara tentang teknologi dan kemudian ada S-400 ... kami memiliki beberapa kekhawatiran yang kami bawa ke berbagai tingkat pemerintahan Anda," kata anggota Kongres Texas, Henry Cuellar.
India bukan satu-satunya negara yang ditekan oleh Amerika Serikat karena berniat membeli S-400 Rusia. Anggota parlemen Amerika Serikat juga mengancam menjatuhkan sanksi terhadap Turki dan bahkan berusaha melarang pengiriman F-35 jika Ankara melanjutkan dengan kesepakatan dengan Rusia.
"Ada banyak kekhawatiran dalam administrasi dan kongres Amerika Serikat dengan S-400," kata Ketua Komite Pelayanan Bersenjata, Mac Thornberry, seperti dilansir dari Russia Today, 30 Mei 2018.
Dia mendesak India untuk tidak terburu-buru dan mempertimbangkan secara seksama semua konsekuensi dari pembelian senjata canggih Rusia. .
"Ada kekhawatiran bahwa negara manapun yang mengakuisisi sistem akan menyulitkan kemampuan interoperabilitas (dengan pasukan AS)."
"Saya khawatir akuisisi teknologi ini akan membatasi Amerika Serikat membawa teknologi ke negara mana pun," kata Thornberry.
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dan radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. topwar.ru
Keputusan untuk membeli S-400 yang akan diumumkan India pada Oktober, bisa membahayakan penjualan drone Predator yang dikembangkan Amerika Serikat, meskipun pemerintahan Donald Trump baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengurangi penjualan senjata ke negara-negara asing, termasuk India. Perubahan ini dirancang untuk memungkinkan pemasok senjata Amerika Serikat untuk menjual senjata kepada sekutu secara langsung, dan melewati proses birokrasi dari departemen terkait, Pentagon, dan Kongres.
"Ini adalah salah satu bidang di mana akuisisi sistem anti-pesawat Rusia akan membuat akuisisi teknologi itu agak lebih sulit," ujar Thornberry
Predator C dapat dipersenjatai dengan rudal anti tank udara ke permukaan AGM-114 Hellfire, bom diameter kecil GBU-39 250 lb, bom dipandu laser GBU-12/GBU-49 Paveway II 500 lb, bom dipandu laser GBU-16 1.000lb dan bom presisi GBU-48. Avenger juga dapat membawa GBU-31, GBU-32, dan GBU-38 Joint Direct Attack Munition (JDAM). airforce-technology
Keinginan India untuk meproduksi jet tempur F-16 dalam negeri juga dapat dipertaruhkan, sebagian karena Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), yang berisi pemerintahan Amerika Serikat berhak menghukum entitas yang terlibat dalam transaksi signifikan dengan sektor pertahanan Rusia .
"India ingin memiliki lebih banyak berbagi teknologi dan produksi seperti F-16. Masalahnya adalah ketika Anda berbicara tentang teknologi dan kemudian ada S-400 ... kami memiliki beberapa kekhawatiran yang kami bawa ke berbagai tingkat pemerintahan Anda," kata anggota Kongres Texas, Henry Cuellar.
India bukan satu-satunya negara yang ditekan oleh Amerika Serikat karena berniat membeli S-400 Rusia. Anggota parlemen Amerika Serikat juga mengancam menjatuhkan sanksi terhadap Turki dan bahkan berusaha melarang pengiriman F-35 jika Ankara melanjutkan dengan kesepakatan dengan Rusia.
Credit tempo.co