Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad
mengatakan proyek kereta cepat Malaysia-Sigapura tak akan banyak
menguntungkan negaranya. (Reuters/Stringer)
"Ini keputusan final, tapi butuh waktu untuk memprosesnya karena kami memiliki perjanjian dengan Singapura," kata Mahathir dalam jumpa pers di Kuala Lumpur, Senin (28/5) malam.
"Proyek ini tidak menguntungkan. Proyek ini akan membebankan Malaysia dalam jumlah besar. Malaysia tidak akan mendapat keuntungan sama sekali dari kesepakatan ini," lanjutnya.
Mahathir mengatakan pembatalan pembangunan kereta cepat diperlukan demi mengurangi beban finansial negara. Sebab, dia mengatakan Malaysia tengah dihadapkan pada jumlah utang yang mencapai 1 triliun ringgit atau setara Rp3.593 triliun.
Menteri Keuangan Lim Guang Eng pekan lalu mengatakan sebagaian dari utang negara itu berasal dari penyalahgunaan dana lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) buatan mantan PM Najib Razak.
|
Demi mengurangi utang, Mahathir mengatakan pemerintah perlu menyetop sejumlah proyek yang dianggap tidak menguntungkan negara. Sebagian besar proyek itu merupakan program Najib, pendahulu sekaligus rival Mahathir dalam pemilihan umum kemarin.
"Banyak proyek besar pemerintah yang dibentuk mantan PM Najib tidak berguna sama sekali. Sebagian besar proyek itu dibuat hanya untuk meningkatkan popularitas PM namun merugikan negara jutaan dolar," ujar Mahathir. "Pemerintah harus menghapus sejumlah proyek yang tidak penting, sebagai contoh kereta cepat ini, yang akan membebankan kita sebanyak 110 juta ringgit (Rp387 miliar)."
Selain rugi, Mahathir menyebutkan kereta cepat juga tak memberi pengaruh yang signifikan terkait lama tempuh perjalanan menuju negara tetangganya itu.
"Kereta cepat ini jalurnya pendek dan hanya mengurangi jarak tempuh Malaysia-Singapura selama 1 jam saja," kata dia seperti dikutip Channel NewsAsia.
|
Proyek kereta cepat Malaysia-Singapura direncanakan rampung 2026 mendatang. Berdasarkan rencana, kereta tersebut akan melewati empat negara bagian Malaysia.
Kereta ini akan melewati tujuh stasiun yakni Bandar Malaysia, Putrajaya, Seremban, Melaka, Muar, Batu Pahat, dan Iskandar Puteri sebelum sampai ke Singapura. Proyek ini semula diharapkan mampu menggenjot pembangunan serta perekonomian di daerah-daerah yang dilewati jalur kereta tersebut.
Di sisi lain, Singapura hingga saat ini mengaku belum menerima pemberitahuan dari Malaysia terkait pembatalan proyek tersebut. Juru bicara Kementerian Transportasi Singapura mengatakan pemerintah akan tetap menjalankan proyek kereta cepat sambil menunggu komunikasi resmi dari pihak Malaysia.
Credit cnnindonesia.com