... kehilangan puing kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Belanda di Laut Jawa itu "tidak dapat diterima"...Amsterdam/Jakarta (CB) - Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, Jumat, berharap Indonesia dapat membantu memecahkan misteri kehilanga puing sejumlah kapal perang Sekutu saat Perang Dunia II, dalam Perang Laut Jawa pada 1942 silam.
Ia menyatakan, kehilangan puing kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Belanda di Laut Jawa itu "tidak dapat diterima". Reruntuhan ketiga kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Belanda ini ditemukan pertama kali oleh para penyelam amatir pada 2002 dan pada 2016 diketahui reruntuhan ini sudah hilang dari posisinya.
Di Indonesia, berita
kehilangan reruntuhan kapal-kapal perang Sekutu pada Perang Dunia II
yang juga situs sejarah itu cukup senyap, dibandingkan isu dinamika
politik dan Pilkada DKI Jaya 2017 dan lain-lain.
Satu kelompok penyelam internasional ditugaskan untuk mencari kapal perang Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat, menjelang peringatan 75 tahun PD II.
"Dua kapal perang Belanda, HNLMS De Ruyter dan HNLMS Java tidak lagi berada di lokasi tenggelamnya semula," kata Kementerian Pertahanan Belanda. Beberapa bagian kapal ketiga, HNLMS Kortenaer juga masih dinyatakan hilang.
Satu kelompok penyelam internasional ditugaskan untuk mencari kapal perang Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat, menjelang peringatan 75 tahun PD II.
"Dua kapal perang Belanda, HNLMS De Ruyter dan HNLMS Java tidak lagi berada di lokasi tenggelamnya semula," kata Kementerian Pertahanan Belanda. Beberapa bagian kapal ketiga, HNLMS Kortenaer juga masih dinyatakan hilang.
Padahal, kedalaman laut di mana ketiga kapal perang itu tenggelam tidak bisa dikatakan dangkal dan cukup sulit untuk diselami.
Ketiganya bagian dari armada kapal perang Sekutu dalam Perang Dunia II di Theater Asia, ikut melibatkan Australia sebagai salah satu anggotanya.
Kapal-kapal perang Belanda berlayar terakhir kali dari pelabuhan di Asia Tenggara, khususnya Surabaya, Indonesia untuk menghentikan militer Jepang.
Namun kapal itu ditenggelamkan hingga ribuan awaknya tewas.
"Fakta bahwa kuburan perang itu rusak merupakan masalah serius, dan cukup berdampak bagi para penyintas dan kami semua," kata Rutte, di depan wartawan di Den Haag, Jumat.
Rutte mengatakan hilangnya kuburan dasar laut yang menyimpan jasad 1.000 pasukan Angkatan Laut Kerajaan Belanda akan dibahas dalam misi dagang pemerintah ke Indonesia pekan depan. "Bayangkan jika kuburan perang itu rusak parah atau tercemar, hal itu tidak dapat diterima," tambahnya.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel Pelaut Gig JM Sipasulta, mengatakan, kapal-kapal itu mestinya dilindungi aturan hukum internasional.
"Umumnya kasus ini akan dihubungkan dengan masalah situs sejarah, tetapi perlu ada pembahasan dan permintaan tertulis dari pemerintah yang mengklaim memilikinya, ditujukan ke pemerintah Indonesia," katanya.
Rutte mengatakan, "Warga Indonesia akan bekerja sama membantu menyelesaikan masalah itu".
Namun saat ini belum jelas pihak mana yang bertanggung jawab atas penyingkiran puing kapal itu. Kemungkinan hal tersebut sengaja dilakukan sebagai upaya penyelamatan.
Pencarian kapal dirintis Karel Doorman Fund, dinamai mirip dengan tentara Belanda, pemimpin armada laut Sekutu yang tenggelam pada 27 Februari 1942 pada Perang Laut Jawa.
Ketiganya bagian dari armada kapal perang Sekutu dalam Perang Dunia II di Theater Asia, ikut melibatkan Australia sebagai salah satu anggotanya.
Kapal-kapal perang Belanda berlayar terakhir kali dari pelabuhan di Asia Tenggara, khususnya Surabaya, Indonesia untuk menghentikan militer Jepang.
Namun kapal itu ditenggelamkan hingga ribuan awaknya tewas.
"Fakta bahwa kuburan perang itu rusak merupakan masalah serius, dan cukup berdampak bagi para penyintas dan kami semua," kata Rutte, di depan wartawan di Den Haag, Jumat.
Rutte mengatakan hilangnya kuburan dasar laut yang menyimpan jasad 1.000 pasukan Angkatan Laut Kerajaan Belanda akan dibahas dalam misi dagang pemerintah ke Indonesia pekan depan. "Bayangkan jika kuburan perang itu rusak parah atau tercemar, hal itu tidak dapat diterima," tambahnya.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel Pelaut Gig JM Sipasulta, mengatakan, kapal-kapal itu mestinya dilindungi aturan hukum internasional.
"Umumnya kasus ini akan dihubungkan dengan masalah situs sejarah, tetapi perlu ada pembahasan dan permintaan tertulis dari pemerintah yang mengklaim memilikinya, ditujukan ke pemerintah Indonesia," katanya.
Rutte mengatakan, "Warga Indonesia akan bekerja sama membantu menyelesaikan masalah itu".
Namun saat ini belum jelas pihak mana yang bertanggung jawab atas penyingkiran puing kapal itu. Kemungkinan hal tersebut sengaja dilakukan sebagai upaya penyelamatan.
Pencarian kapal dirintis Karel Doorman Fund, dinamai mirip dengan tentara Belanda, pemimpin armada laut Sekutu yang tenggelam pada 27 Februari 1942 pada Perang Laut Jawa.
Credit ANTARA News