Penembakan jatuh tersebut dilakukan setelah pesawat tempur Israel menyerang sejumlah pangkalan militer Suriah di wilayah yang sama, lapor Russia Today.
Militer Suriah mengaku menembak jatuh kedua pesawat tersebut pada pukul 01.00 waktu setempat pada Selasa sebagai balasan atas serangan Israel.
"Pertahanan udara kami berhasil menghalangi serangan dan menembak jatuh pesawat militer di Quinetra," kata Kementerian Pertahanan Suriah sebagaimana dikutip dari kantor berita resmi Kremlin, Russia Today.
Namun pihak militer Israel membantah bahwa pesawat tempur mereka telah jatuh di Suriah. Menurut tentara nasional negara tersebut, dua rudal Suriah gagal mengenai sasaran dua pesawat militer Israel.
"Dua rudal diluncurkan dari Suriah setelah kami menggelar operasi militer dengan target sejumlah pangkalan angkatan darat Suriah. Namun pesawat-pesawat kami mampu meloloskan diri," kata militer Israel.
Beberapa jam sebelumnya, militer Israel mengklaim bahwa sebuah "proyektil" telah ditembakkan dari dalam teritori Suriah menuju wilayah Israel.
Menurut juru bicara militer negara tersebut, projektil itu tidak ditembakkan secara sengaja untuk menyerang Israel, melainkan dari "pertempuran internal di Suriah," demikian kantor berita AFP melaporkan.
Meski tidak sengaja, pihak militer Israel langsung membalas dengan menyerang Suriah. Mereka mengaku menyasar "sejumlah posisi artileri rezim Suriah di bagian tengah Dataran Tinggi Golan."
Insiden itu terjadi beberapa jam setelah pemberlakuan gencatan senjata di seluruh bagian Suriah yang diinisiasi oleh Rusia dan Amerika Serikat.
Insiden saling tembak antara Israel dengan Suriah pada Selasa di Dataran Tinggi Golan adalah peristiwa serupa keempat sejak 4 September tahun lalu, kata juru bicara militer Israel.
Sebagian besar Dataran Tinggi Golan telah dikuasai oleh Israel sejak negara itu memenangi Perang Enam-Hari pada 1967 lalu. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Suriah yang kini menjadi medan pertempuran antara rezim pemerintah dengan kelompok bersenjata Jabhat Fateh al-Sham (dulunya dikenal dengan Nusra Front).
Credit ANTARA News