Selasa, 13 September 2016

Pertama di Dunia, Drone yang Bisa Dimakan

Drone tersebut dikhususkan untuk zona bencana atau darurat
Pertama di Dunia, Drone yang Bisa Dimakan
Konsep drone Pouncer (www.businessinsider.co.id/Troy Rice / Across 110th Ltd)
 
CB – Saat ini sudah banyak bermunculan jenis drone atau kendaraan terbang tak berawak. Mulai dari drone petualang sampai drone komunikasi berbasis tenaga surya.
Inovasi teknologi drone tak berhenti di situ saja. Sebab, saat ini sedang dipersiapkan drone unik, yaitu drone yang bisa dimakan pertama kali di dunia.
Dikutip Business Insider, Jumat, 9 September 2016, insinyur dan petualang terkenal, Nigel Gifford merupakan sosok yang berambisi menciptakan drone unik tersebut. Gifford menamakan drone itu dengan Pouncer.
Konsep drone Pouncer yang bisa dimakan ini adalah drone yang sebagian komponennya terdiri dari bahan makanan. Diharapkan drone ini bermanfaat untuk memasok makanan pada titik perang atau pada zona bencana.
Ide drone yang bisa dimakan muncul dari Gifford saat melihat bagaimana susahnya memasok makanan saat bencana. Gifford melihat bantuan yang dipasok dari pesawat militer di area bencana menggunakan parasut tergolong memakan waktu dan mahal.
Padahal di area bencana sangat butuh pasokan logistik dan makanan. Maka dari situ lahirlah ide drone yang bisa dimakan.
Sedangkan soal ide bahan makanan yang disematkan pada drone, Gifford mengaku idenya muncul saat dia diminta membuat drone yang bisa memberikan makanan secara efisien, oleh kesatuannya British Army Catering Corps. Dia mengakui inspirasi proyek drone unik itu memang berkaitan dengan latar belakang aktivitasnya pada mantan British Army Catering Corps. Dia telah menjalankan ekspedisi ke Gunung Everest.
Gifford menjelaskan, pada struktur sayap drone Pouncer akan terbuat dari makanan dan kompartemen pada bagian utama serta sayap akan diisi dengan jenis makanan yang berbeda.
Kemudian struktur drone lainnya akan terbuat dari kayu. Bahan kayu bisa dipecah dan akan berfungsi untuk mendukung aktivitas memasak. Jadi begitu drone itu dibongkar dan dikonsumsi, maka drone sudah tak tersisa.
Nah, soal bagaimana drone itu bakal terbang. Dalam konsepnya, drone akan dibekali dengan sistem navigasi kecil dan sirip kardus yang akan mengarahkan drone mencapai 10 meter dari titik target yang diinginkan.
Gifford mengklaim, kemampuan Pouncer untuk mengakses titik target tergolong lebih akurat dibanding akses pesawat lain saat bencana atau darurat. Keuntungan lainnya, kata dia, pesawat yang terbang pada ketinggian 10 ribu kaki bisa menjatuhkan Pouncer dari ketinggian 21 mil dari titik target. Dan kemudian drone itu akan mencapai titik target.
Gifford menjelaskan, untuk membuat Pouncer, butuh setidaknya sembilan tahapan teknis berlisensi yang dikenal tingkat kesiapan teknologi (TLR). Saat ini Pouncer masih dalam tahap TLR4. Gifford yakin sistem akan mencapai titik produksi atau TLR9 dalam waktu kurang dari dua tahun ke depan.




Credit  VIVA.co.id