Ilustrasi kapal Rusia. (AFP Photo/Ozan Kose)
Juru bicara Angkatan Laut China, Lian Yang, mengatakan latihan gabungan ini akan berfokus pada "merebut dan mengendalikan" kepulauan.
Latihan ini akan melibatkan kapal perang, kapal selam, pesawat tempur, helikopter, amfibi lapis baja, dan pasukan marinir dari AL kedua negara.
|
Latihan bersama ini diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia pasca-putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) mengenai Laut China Selatan. PCA menyatakan klaim China atas 90 persen wilayah Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum. Pulau buatan China di perairan Laut China Selatan juga dinyatakan ilegal.
Namun, China menolak keputusan tersebut, bahkan tak mengakui keberadaan pengadilan yang bermarkas di Den Haag, Belanda, itu.
Beijing pun mengancam akan memberikan respons tertentu jika ada pihak yang menggunakan keputusan PCA untuk melakukan provokasi terhadap keamanan dan kepentingan China.
Hingga kini, belum diketahui lokasi pasti latihan bersama ini, tapi diperkirakan tidak akan menyentuh wilayah yang menjadi sengketa.
Menurut Lian, latihan ini hanya untuk memperkuat kapabilitas AL China dan Rusia dalam menangani ancaman keamanan di laut.
Selama ini, China dan Rusia memiliki hubungan diplomatik dan milter yang kuat, terutama dalam melawan kekuatan Barat, khususnya Amerika Serikat.
Pada Agustus lalu, Beijing dan Moskow juga melakukan latihan militer bersama di perairan dan zona udara Peter the Great Gulf, sebelah selatan Vladivostok, kota Rusia yang terletak di dekat perbatasan China dan Korut. Latihan itu melibatkan 22 kapal, 20 pesawat, dan lebih dari 500 personel marinir.
Mei tahun lalu, kedua negara pertama kalinya melakukan latihan bersama di perairan Eropa, yaitu di Laut Hitam dan Mediterania. Ini merupakan latihan terjauh China dari tanah airnya sendiri.
Credit CNN Indonesia