Satu orang Palestina tewas dan sembilan orang lagi cedera dalam insiden ini.
CB,
RAMALLAH— Presiden Negara Palestina, Mahmoud Abbas, pada Sabtu (26/1),
mengutuk serangan oleh pemukim Yahudi pada hari yang sama terhadap Desa
Al-Mughayer, bagian timur-laut Tepi Barat Sungai Yordania, dan bentrokan
setelahnya dengan pasukan Israel.
Satu orang Palestina tewas dan sembilan orang lagi cedera dalam peristiwa tersebut.
"(Serangan) ini kembali menegaskan bahwa pemerintah Israel
melanjutkan kebijakan peningkatan (ketegangannya)," kata Presiden
Palestina dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Kantor Berita
Palestina
WAFA, Ahad (27/1).
Pernyataan
itu menyatakan Pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
bertanggung-jawab atas peningkatan serangan tersebut.
"(Peningkatan)
ini akan menimbulkan konsekuensi serius, ketegangan lebih lanjut dan
terciptanya suasana yang berbahaya dan tak terkendali," katanya.
Presiden Palestina kembali menyeru masyarakat internasional agar memberikan perlindungan buat rakyat Palestina.
Juru Bicara Pemerintah Palestina, Yousif Al-Mahmoud, mengutuk peningkatan ketegangan oleh Israel terhadap Desa Al-Mughayer.
Ia
menyatakan pemerintah Israel bertanggung-jawab langsung atas serangan
brutal oleh pemukim Yahudi terhadap desa tersebtu sehingga pemuda
Palestina, Hamdi Na'san, kehilangan nyawa pada Sabtu pagi.
"Hasutan,
kebungkaman masyarakat internasional dan dukungan AS adalah apa yang
mendorong penguasa pendudukan Israel untuk melancarkan kebijakan
agresifnya terhadap rakyat kami," kata Al-Mahmoud di dalam pernyataan
pers.
Pembicaraan perdamaian antara Palestina dan
Israel mengalami kebuntuan pada 2014, sedangkan upaya Presiden AS Donald
Trump untuk menghidupkan kembali perundingan sejauh ini tak
memperlihatkan kemajuan.
Rakyat Palestina ingin
mendirikan Negara Palestina Merdeka di Tepi Barat dengan Yerusalem Timur
sebagai ibu kotanya. Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang
Arab-Israel 1967.
Israel mencaplok Yerusalem Timur,
dalam tindakan yang tak diakui masyarakat internasional dan pada 2015
menarik tentaranya dan pemukim Yahudi dari Jalur Gaza.
Tapi
Israel mempertahankan blokade atas daerah kantung Palestina tersebut,
yang dikuasai Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS). Israel dan Barat telah
memasukkan organisasi Palestina itu ke dalam daftar organisasi teroris.
Di
Tepi Barat, rakyat Palestina memiliki kekuasan otonomi terbatas dan
kebanyakan wilayah itu dikuasai Israel. Sebagian besar negara memandang
permukiman Yahudi telah dibangun secara tidak sah. Israel telah menolak
pandangan tersebut dengan mengutip hubungan sejarah, politik serta kitab
suci.