Kamis, 31 Januari 2019

Cina dan India Dapat Minyak Murah Venezuela karena Sanksi AS




CBWashington – Sanksi Amerika Serikat terhadap perusahaan negara minyak PDVS asal Venezuela bakal memaksa perusahaan menjual minyak dengan harga murah. Ini bakal menguntungkan negara pembeli seperti Cina dan India.


“PDVSA bakal harus memberikan diskon besar untuk menggantikan minyak mentah asal Timur Tengah. Ini juga bakal menimbulkan biaya ekstra transportasi,” kata Risa Grais-Targow seperti dilansir CNBC pada Senin, 28 Januari 2019. PDVSA merupakan nama perusahaan minyak pelat merah Venezuela.
Analis Risa mengatakan sanksi ini juga berdampak pada pendapatan pemerintah Venezuela, yang bakal berkurang. Sanksi AS ini berlaku sejak Senin pekan ini.


Tekanan ekonomi AS ini bertujuan agar Presiden Nicolas Maduro mundur dari posisinya. Maduro merupakan Presiden berideologi sosialis dan baru saja memenangkan pemilu Presiden untuk kedua kalinya.
Namun, Reuters melansir, sejumlah negara Barat menilai pemilu itu penuh dengan kecurangan. AS dan sejumlah negara Eropa serta Amerika Latin mendukung Juan Guaido, yang merupakan Presiden Majelis Nasional, sebagai Presiden interim hingga pemilu baru digelar. Madruo menolak ini dan menuding AS memimpin upaya kudeta terhadap dirinya.


Menurut penasehat keamanan nasional AS, John Bolton, sanksi AS bakal membuat Venezuela kehilangan pendapatan sekitar US$11 miliar atau sekitar Rp155 triliun pendapatan negara itu dari berjualan minyak di AS. Sanksi AS ini juga membekukan sekitar US$7 miliar aset atau sekitar Rp99 triliun.
Menurut analis politik dari Verisk Maplecroft, situasi keuangan perusahaan PDVSA sudah berada diujung tanduk dengan hanya setengah dari minyak mentahnya menghasilkan uang. Sekitar setengah lainnya dikirim ke Cina sebagai pembayaran atas pinjaman miliaran dolar selama satu dekade terakhir.


Venezuela diperkirakan bakal memanfaatkan kilang minyak di India dan Cina untuk mengolah jenis minyak bumi produksinya. Minyak ini memiliki sifat padat, dan asam.
Reuters melansir Presiden Maduro menawarkan dialog dengan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang menolaknya. Maduro menuding Guaido mencoba memimpin Venezuela dari Washington. Presiden AS Donald Trump dan Wapres Mike Pence, mendukung Guaido secara terbuka untuk menggantikan Maduro, yang dinilai diktator.




Credit  tempo.co