Rabu, 30 Januari 2019

Rusia Minta Penjelasan AS Soal Penempatan Pasukan di Kolombia


Rusia Minta Penjelasan AS Soal Penempatan Pasukan di Kolombia
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton pada konferensi pers, di mana wartawan melihatnya memegang buku catatan dengan tulisan tangan yang bertuliskan 5.000 tentara ke Kolombia. Foto/Reuters

 

MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, Moskow mengharapkan Washington membuat pernyataan resmi tentang kemungkinan penempatan pasukan ke Kolombia.

"NBC telah melaporkan, mengutip tiga pejabat senior Pentagon, bahwa komando militer AS berencana untuk mengirim pasukan, baik ke Kolombia maupun ke Venezuela," kata Zakharova melalui akun Twitternya, seperti dilansir Tass pada Selasa (29/1).

"Seperti biasa, tidak ada pernyataan resmi, tetapi kami masih memiliki harapan," sambungnya, sembari menaruh foto Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton pada konferensi pers, di mana wartawan melihatnya memegang buku catatan dengan tulisan tangan yang bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia."



Seperti diketahui, Bolton memicu kegemparan di media sosial setelah muncul di briefing Gedung Putih dengan memegang buku catatan bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia". Tulisan itu memicu spekulasi bahwa Amerika ingin mengivasi Venezuela.

Bolton selama ini menyatakan semua opsi untuk Venezeual ada di atas meja. Sedangkan Presiden Donald Trump diam-diam sudah berdiskusi dengan senator terkemuka dari Partai Republik Lindsey Graham soal kemungkinan invasi militer terhadap rezim Nicolas Maduro di Caracas.

Buku catatan warna kuning bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia" itu dipegang Bolton ketika dia Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengumumkan sanksi baru sanksi terhadap Venezuela.


Kolombia kemudian mengaku tidak paham dengan maksud dari catatan Bolton. Bogota menegaskan bahwa mereka akan bergantung pada politik dan diplomasi dalam krisis Venezuela.

"Saya tidak tahu pentingnya dan alasan di balik memo John Bolton. Kami hanya akan bertindak secara politik dan diplomatik dalam berurusan dengan Venezuela," kata Menteri Luar Negeri Kolombia, Carlos Holmes.




Credit  sindonews.com