CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro
pada hari Senin waktu Caracas menyambut para diplomat negaranya yang
telah dipanggil pulang dari Amerika Serikat (AS). Dia mengklaim semua
diplomatnya yang bertugas di Amerika telah pulang setelah kedua negara
berseteru.
Penyambutan presiden itu disiarkan stasiun televisi nasional Venezuela. Sang presiden juga menyampaikan pidato.
"Saya ingin menyambut diplomat dari kedutaan (Venezuela) di Amerika Serikat, yang tiba di Caracas," kata Maduro pada pertemuan dengan para diplomat.
Penyambutan presiden itu disiarkan stasiun televisi nasional Venezuela. Sang presiden juga menyampaikan pidato.
"Saya ingin menyambut diplomat dari kedutaan (Venezuela) di Amerika Serikat, yang tiba di Caracas," kata Maduro pada pertemuan dengan para diplomat.
Maduro
mencatat bahwa karyawan konsulat Venezuela di kota-kota AS juga
termasuk yang telah kembali. Menurutnya, tujuh diplomat AS diizinkan
untuk tinggal di Venezuela untuk pembicaraan tentang penciptaan "kantor
kepentingan bersama".
"Saya telah menyetujui visa, semua kekebalan diplomatik dan hak diplomatik untuk sekelompok tujuh diplomat AS, yang ada di sini. Saya ingin (mereka) memiliki kantor di sini di Venezuela yang dapat saya ajak bicara," kata Maduro, seperti dikutip Sputnik, Selasa (29/1/2019).
Pekan lalu, presiden penerus Hugo Chavez itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat setelah Washington mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Maduro lantas menuntut agar diplomat AS meninggalkan Venezuela dalam waktu 72 jam sejak dia memutuskan hubungan diplomatik.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo menyatakan bahwa Maduro tidak memiliki wewenang sah untuk menyatakan diplomat AS berstatus persona non-grata.
Kementerian Luar Negeri Venezuela mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa Washington dan Caracas akan mengadakan pembicaraan dalam waktu 30 hari tentang penciptaan "kantor kepentingan bersama". Selama periode itu, diplomat dari AS dan kedutaan besar Venezuela akan diizinkan untuk tidak meninggalkan negara tempat mereka bekerja.
Pada 22 Januari, Majelis Nasional atau Parlemen yang dijalankan oposisi mengadopsi pernyataan yang menyatakan bahwa Maduro telah merebut kekuasaan. Guaido yang menjadi pemimpin Majelis Nasional memproklamirkan dirinya sebagai presiden sementara negara itu dalam pertemuan akbar di Caracas pada hari berikutnya.
Beberapa negara, termasuk Brasil, Kanada dan Amerika Serikat, mengakui Guaido sebagai presiden interim atau sementara. Sedangkan Kuba, Rusia, Meksiko, Uruguay, China dan beberapa negara lain telah menyatakan dukungannya kepada Maduro sebagai presiden sah Venezuela.
"Saya telah menyetujui visa, semua kekebalan diplomatik dan hak diplomatik untuk sekelompok tujuh diplomat AS, yang ada di sini. Saya ingin (mereka) memiliki kantor di sini di Venezuela yang dapat saya ajak bicara," kata Maduro, seperti dikutip Sputnik, Selasa (29/1/2019).
Pekan lalu, presiden penerus Hugo Chavez itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat setelah Washington mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Maduro lantas menuntut agar diplomat AS meninggalkan Venezuela dalam waktu 72 jam sejak dia memutuskan hubungan diplomatik.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo menyatakan bahwa Maduro tidak memiliki wewenang sah untuk menyatakan diplomat AS berstatus persona non-grata.
Kementerian Luar Negeri Venezuela mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa Washington dan Caracas akan mengadakan pembicaraan dalam waktu 30 hari tentang penciptaan "kantor kepentingan bersama". Selama periode itu, diplomat dari AS dan kedutaan besar Venezuela akan diizinkan untuk tidak meninggalkan negara tempat mereka bekerja.
Pada 22 Januari, Majelis Nasional atau Parlemen yang dijalankan oposisi mengadopsi pernyataan yang menyatakan bahwa Maduro telah merebut kekuasaan. Guaido yang menjadi pemimpin Majelis Nasional memproklamirkan dirinya sebagai presiden sementara negara itu dalam pertemuan akbar di Caracas pada hari berikutnya.
Beberapa negara, termasuk Brasil, Kanada dan Amerika Serikat, mengakui Guaido sebagai presiden interim atau sementara. Sedangkan Kuba, Rusia, Meksiko, Uruguay, China dan beberapa negara lain telah menyatakan dukungannya kepada Maduro sebagai presiden sah Venezuela.
Negara-negara
Uni Eropa telah mengultimatum Maduro untuk menggelar pemilu baru dalam
waktu delapan hari. Jika menolak, nagara-negara seperti Prancis,
Spanyol, dan Jerman akan mengakui Guaido sebagai presiden interim
Venezeula.
Maduro menolak ultimatum Uni Eropa. Baginya, pemilu Venezuela sudah digelar tahun lalu dan partainya, United Socialist Party of Venezuela (PSUV), sebagai pemenang. Dia juga telah diambil sumpah untuk menjabat sebagai presiden yang berkuasa selama enam tahun ke depan.
Namun, pemilu tahun lalu itu tak diakui kubu oposisi dan negara-negara Barat terutama AS. Juan Guaido dari Partai Popular Will (VP) justru sesumbar menawarkan amnesti kepada Maduro.
Maduro menolak ultimatum Uni Eropa. Baginya, pemilu Venezuela sudah digelar tahun lalu dan partainya, United Socialist Party of Venezuela (PSUV), sebagai pemenang. Dia juga telah diambil sumpah untuk menjabat sebagai presiden yang berkuasa selama enam tahun ke depan.
Namun, pemilu tahun lalu itu tak diakui kubu oposisi dan negara-negara Barat terutama AS. Juan Guaido dari Partai Popular Will (VP) justru sesumbar menawarkan amnesti kepada Maduro.
Credit sindonews.com