Sanksi AS akan menekan pemerintahan Maduro.
CB,
WASHINGTON -- Amerika Serikat memasukkan perusahaan minyak dan gas bumi
milik negara Venezuela ke dalam daftar hitam. Daftar itu dibuat sebagai
bentuk upaya meningkatkan tekanan ekonomi dan diplomatik kepada
presiden terpilih Venezuela Nicolas Maduro.
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, seperti dilansir
Anadolu Agency
Selasa (29/1), mengatakan, sanksi akan segera dikenakan pada perusahaan
eksportir migas milik negara Venezuela, Petroleos de Venezuela SA
(PDVSA). Perusahaan ini adalah eksportir utama dari negara Amerika
Selatan.
The Wall Street Journal pada Selasa
(29/1) juga melaporkan, AS memberlakukan sanksi terhadap PDVSA sebagai
langkah dramatis yang dirancang untuk mendukung oposisi dan melumpuhkan
pemerintah Presiden Nicolás Maduro.
Sanksi terhadap
Petróleos de Venezuela SA, merupakan upaya untuk menyalurkan pendapatan
negara itu ke tangan pemimpin oposisi Juan Guaido.
Internal
politik Venezuela sedang diguncang setelah Maduro terpilih kembali
menjadi presiden untuk periode kedua selama enam tahun. Ia dilantik pada
10 Januari 2019 lalu.
Pihak oposisi yang dipimpin
Guaido menganggap kemenangan Maduro penuh kecurangan dan penipuan dari
asing. Mereka lalu memboikot dan berupaya mengkudeta.
Pada
Rabu (23/1) kemarin, Presiden AS Donald Trump mengakui pemimpin oposisi
Venezuela Juan Guaido sebagai presiden interim negara itu. Maduro
lantas membalas manuver AS itu dengan memutus hubungan diplomatik dengan
AS. Maduro juga memberi waktu 72 jam bagi diplomat AS untuk
meninggalkan Venezuela.
Pada Sabtu (26/1) yang lalu,
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah meminta Dewan Keamanan
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui pemimpin oposisi Venezuela
Juan Guaido sebagai pemimpin sah negara itu.
Beberapa
negara yang mendukung kepresidenan interim Guaido, selain AS, adalah
Israel, Kanada, Brasil, Argentina, Chili, Kolombia, Kostarika, Ekuador,
Guatemala, Panama, Paraguay, Bolivia, dan Meksiko.
Sedangkan
negara yang tetap mendukung Maduro sebagai bentuk solidaritas, yaitu
Rusia, Turki, Cina dan Iran. Adapun Inggris, Jerman, Prancis, dan
Spanyol meminta Maduro mengumumkan pemilihan baru dalam delapan hari ke
depan untuk meredakan krisis politik. Jika tidak mereka akan mengakui
oposisi.