Rabu, 30 Januari 2019

Venezuela Resmi Cekal Guaido ke Luar Negeri


Venezuela Resmi Cekal Guaido ke Luar Negeri
Venezuela resmi mencekal pemimpin oposisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim secara sepihak, Juan Guaido, bepergian ke luar negeri. (Federico PARRA/AFP)


Jakarta, CB -- Venezuela resmi mencekal pemimpin oposisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim secara sepihak, Juan Guaido, bepergian ke luar negeri pada Selasa (29/1).

Presiden pengadilan tinggi Venezuela, Maikel Moreno, mengatakan bahwa Guaido dilarang ke luar negeri karena sedang menjadi target penyelidikan.

"(Juan Guaido) dilarang meninggalkan negara hingga akhir masa penyelidikan (karena) menyebabkan ancaman terhadap perdamaian negara," ujar Moreno sebagaimana dikutip AFP.



Moreno juga mengonfirmasi bahwa semua akun bank Guaido akan dibekukan demi menghindari transaksi yang tidak diinginkan.


Keputusan ini diambil tak lama setelah Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab, meminta Mahkamah Agung mencekal dan membekukan aset Guaido.

Menurut Saab, permintaan itu merupakan bagian dari penyelidikan atas badan parlemen Venezuela yang juga dipimpin Guaido, Majelis Umum.



Permintaan ini diajukan setelah Amerika Serikat menyatakan telah memindahkan kendali akun-akun Venezuela di bank AS ke Guaido untuk menghindari penyalahgunaan oleh Presiden Nicolas Maduro yang sudah didesak mundur.

Guaido sendiri juga mengatakan bahwa ia akan mengambil alih aset Venezuela di luar negeri agar Maduro tidak mengurasnya.

Ia pun mengaku tidak terkejut dengan permintaan Saab sebagai loyalis Maduro untuk mencekal dan membekukan asetnya.

"Hanya ancaman baru bagi saya, bagi parlemen, bagi petugas pelaksana presiden republik ini. Tak ada yang baru," ujar Guaido di hadapan Majelis Nasional.

Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pada 23 Januari lalu, di tengah demonstrasi anti-Maduro besar-besaran di berbagai penjuru Venezuela.

Selain AS, Guaido juga mendapatkan dukungan dari sejumlah negara lain, seperti Kanada, Brasil, Chile, dan Australia. Sementara itu, Maduro masih didukung oleh Rusia, Turki, dan China.




Credit  cnnindonesia.com