Pembicaraan damai konflik Yaman dimulai di Swedia.
CB,
KUWAIT -- Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah al-Khalid al-Hamad
al-Sabah mengatakan pada Rabu (12/12), bahwa negaranya siap menjadi tuan
rumah penandatanganan perjanjian damai Yaman. Penandatanganan dilakukan
jika pihak-pihak yang berperang mencapai konsensus.
Dilansir
Anadolu, Kamis (13/12), Al-Sabah membuat pernyataannya saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Austria, Karin Kneissl.
"Kami
siap untuk berdiri di samping saudara-saudara Yaman ketika mereka
berpikir mereka siap untuk mengakhiri perang, mencapai perdamaian dan
menandatangani perjanjian (perdamaian), yang kami harap Kuwait akan
menjadi tuan rumah," katanya.
Ia mengatakan tidak ada
alternatif lain selain solusi politik untuk mengakhiri krisis Yaman.
Kuwait telah menjadi tuan rumah pembicaraan Yaman dua tahun lalu.
Kneissl mengatakan dialog adalah satu-satunya pilihan untuk
menyelesaikan perang Yaman.
Pembicaraan perdamaian yang
ditengahi PBB di Yaman dimulai pada 6 Desember di ibukota Swedia,
Stockholm. Dalam negosiasi yang dipimpin oleh Utusan Khusus PBB untuk
Yaman Martin Griffiths, pemerintah Yaman dan Houthi membahas masalah
pembebasan tahanan, pertempuran atas Hodeidah, Bank Sentral Yaman,
blokade Taiz, bantuan kemanusiaan dan bandara Sana'a.
Kedua
kubu telah mencapai kesepakatan terkait masalah penukaran tahanan.
Putaran pembicaraan damai akan berakhir pada hari ini. Dalam upaya
perdamaian sebelumnya, pembicaraan antara pihak-pihak yang berseteru di
Yaman di kota-kota Swiss pada 2015 dan di Kuwait pada 2016 berakhir
dengan kegagalan.
Perundingan perdamaian yang disponsori
PBB yang dijadwalkan akan diadakan pada 6 September di Jenewa juga gagal
karena Houthi tidak hadir. Yaman terus dihantam oleh kekerasan sejak
2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara,
termasuk ibu kota, Sanaa, dan kota pelabuhan utama Hodeidah.
Konflik
meningkat pada 2015 ketika Arab Saudi dan sekutu Sunni-Arabnya
meluncurkan kampanye udara besar-besaran di Yaman yang bertujuan untuk
mengalahkan Houthi. Kekerasan telah menghancurkan infrastruktur Yaman,
termasuk sistem kesehatan dan sanitasi. Menurut PBB kondisi Yaman
merupakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di zaman modern.