Ilustrasi rudal Korut yang diklaim bisa membawa hulu ledak nuklir. (REUTERS/KCNA)
Puluhan wartawan yang dari Associated Press, CNN, CBS, Russia Today, dan media pemerintah China CCTV dilaporkan tiba di sebuah bandara di timur kota Wonsan, barat ibu kota Pyongyang, pada Selasa pagi waktu setempat.
Mereka terbang dari Bandara Internasional Beijing menggunakan maskapai pemerintah Korut, Air Koryo.
Sejumlah organisasi media lain seperti Reuters juga turut diundang, namun menolak ikut.
|
Sejumlah pengamat menyebut undangan ini menegaskan niat Pyongyang melucuti senjata nuklirnya, di tengah eskalasi ketegangan karena Korsel masih berlatih militer bersama Amerika Serikat.
Meski begitu, penutupan itu tidak disaksikan oleh para ahli nuklir dan tidak diikuti wartawan dari Korsel, pihak yang bersteru langsung dengan Korut.
Walau sempat menyatakan kecewa, Seoul tetap mendukung langkah tetangganya di utara itu untuk memenuhi janji melucuti senjata nuklir secara utuh.
"Pemerintah Korsel tetap menaruh perhatian pada janji Korut untuk membongkar situs uji coba nuklir Punggye-ri, sebagai langkah awal denuklirisasi, berjalan sesuai rencana," bunyi pernyataan Kementerian Unifikasi Korea Selatan seperti dikutip Reuters.
|
"Kami berharap langkah ini mengarah pada keberhasilan penyelenggaraan pertemuan tinggi AS dan Korut mendatang."
Pertemuan bersejarah antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un 12 Juni mendatang terancam gagal setelah Korut menyatakan protes terhadap latihan militer AS-Korsel.
Korut mengancam tak akan menghadiri pertemuan itu jika AS berkeras "menyudutkan" Pyongyang dalam hal pelucutan nuklir.
Pyongyang menolak melucuti senjata nuklir secara sepihak dan tidak memberikan indikasi akan mendukung pandangan umum terkait denuklirisasi utuh di Semenanjung Korea.
|
Korut menyatakan baru akan mempertimbangkan melucuti senjata nuklirnya jika AS menjamin keamanan dengan menarik puluhan ribu personelnya dari tanah Korsel.
Korut juga meminta AS menarik kesepakatan payung nuklirnya dengan Korsel dan Jepang jika Washington ingin Pyongyang meninggalkan ambisi membangun senjata penghancur massal.
Credit cnnindonesia.com