LONDON
- Inggris mencurigai Iran sebagai pihak yang diam-diam membantu Korea
Utara (Korut) sehingga dengan cepat memajukan program senjata nuklirnya.
Kementerian Luar Negeri Inggris sedang menyelidiki kecurigaan tersebut.
Menurut laporan The Telegraph pada 9 September, Iran berada di puncak daftar “tersangka” yang diselidiki pemerintah Inggris atas dugaan membantu Pyongyang mewujudukan ambisi nuklirnya.
Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-un mengklaim berhasil menguji senjata nuklir jenis bom hidrogen pada 3 September lalu. Bom itu bahkan diklaim siap dipasang di rudal balistik antarbenua (ICBM).
Sumber Whitehall (kantor Pemerintah Inggris) mengatakan kepada The Telegraph bahwa tidak mungkin ilmuwan Korea Utara bisa melakukannya sendiri.
”Ilmuwan Korea Utara adalah orang yang memiliki beberapa kemampuan, tapi jelas mereka sama sekali tidak melakukan hal itu dalam ruang hampa,” kata seorang menteri pemerintah Inggris.
Sementara itu, pakar International Security and Intelligence Studies di Australian National University (ANU), Profesor John Blaxland mengatakan kepada news.com.au, Selasa (12/9/2017), bahwa mungkin saja Iran telah membantu Pyongyang.
”Ada banyak cerita yang beredar mengenai dukungan teknis Iran selama beberapa tahun dan sementara cerita ini tidak mudah untuk menguatkan, (tapi) tentu masuk akal,” katanya.
Juru bicara perlucutan senjata nuklir John Hallam mengatakan ada beberapa negara, termasuk Iran, yang bisa termasuk di antara mereka yang membantu Korea Utara.
”Telah ada kolaborasi teknologi rudal, tapi tidak sepengetahuan saya tentang perancangan senjata, selama beberapa dekade,” katanya.
Hallam merasa yakin bahwa kolaborasi antara Korea Utara dan Pakistan lebih mendapat perhatian. ”Iran tidak akan banyak menawarkan kepada DPRK dalam hal desain senjata, namun Pakistan pasti memiliki banyak tawaran, setidaknya dalam hal miniatur hulu ledak uranium, yang merupakan andalan kekuatan nuklir Pakistan,” ujarnya.
Hallam melanjutkan, jika Iran benar-benar ingin mendapatkan senjata nuklir, itu akan berhasil dilakukannya 15-20 tahun yang lalu.
Menurut laporan The Telegraph pada 9 September, Iran berada di puncak daftar “tersangka” yang diselidiki pemerintah Inggris atas dugaan membantu Pyongyang mewujudukan ambisi nuklirnya.
Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-un mengklaim berhasil menguji senjata nuklir jenis bom hidrogen pada 3 September lalu. Bom itu bahkan diklaim siap dipasang di rudal balistik antarbenua (ICBM).
Sumber Whitehall (kantor Pemerintah Inggris) mengatakan kepada The Telegraph bahwa tidak mungkin ilmuwan Korea Utara bisa melakukannya sendiri.
”Ilmuwan Korea Utara adalah orang yang memiliki beberapa kemampuan, tapi jelas mereka sama sekali tidak melakukan hal itu dalam ruang hampa,” kata seorang menteri pemerintah Inggris.
Sementara itu, pakar International Security and Intelligence Studies di Australian National University (ANU), Profesor John Blaxland mengatakan kepada news.com.au, Selasa (12/9/2017), bahwa mungkin saja Iran telah membantu Pyongyang.
”Ada banyak cerita yang beredar mengenai dukungan teknis Iran selama beberapa tahun dan sementara cerita ini tidak mudah untuk menguatkan, (tapi) tentu masuk akal,” katanya.
Juru bicara perlucutan senjata nuklir John Hallam mengatakan ada beberapa negara, termasuk Iran, yang bisa termasuk di antara mereka yang membantu Korea Utara.
”Telah ada kolaborasi teknologi rudal, tapi tidak sepengetahuan saya tentang perancangan senjata, selama beberapa dekade,” katanya.
Hallam merasa yakin bahwa kolaborasi antara Korea Utara dan Pakistan lebih mendapat perhatian. ”Iran tidak akan banyak menawarkan kepada DPRK dalam hal desain senjata, namun Pakistan pasti memiliki banyak tawaran, setidaknya dalam hal miniatur hulu ledak uranium, yang merupakan andalan kekuatan nuklir Pakistan,” ujarnya.
Hallam melanjutkan, jika Iran benar-benar ingin mendapatkan senjata nuklir, itu akan berhasil dilakukannya 15-20 tahun yang lalu.
”Jadi Iran pasti tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kepada DPRK (Korut) dalam hal teknologi bom hidrogen,” katanya.
”Mereka mungkin memiliki sesuatu untuk ditawarkan dalam hal pengayaan selama bertahun-tahun dan mereka mungkin telah membantu dalam mengembangkan teknologi rudal bersama,” imbuh Hallam.
Menurut Hallam, ada kemungkinan juga bahwa Rusia membantu DPRK. ”Mereka tentu saja bisa menjadi teknologi senjata nuklir dan rudal terbaik di dunia, dan sangat mungkin membantu, tapi saya benar-benar ragu bahwa Rusia akan menjadikannya sebagai desain hulu ledak termonuklir generasi ketiga,” katanya.
Pemerintah Iran, Pakistan dan Rusia yang dicurigai ikut membantu Korut mengembangkan senjata nuklirnya, belum berkomentar. Rusia sendiri justru mendukung sanksi DK PBB yang dijatuhkan terhadap Pyongyang pada hari Senin.
Credit sindonews.com