Rabu, 13 September 2017
Hubungan Menegang, Jerman Bekukan Penjualan Senjata ke Turki
Foto ilustrasi senjata api (Foto: Reuters)
BERLIN – Hubungan antara Jerman dan Turki tampaknya akan semakin memanas dengan keputusan baru Berlin. Pasalnya, Jerman mengklaim untuk saat ini telah membekukan semua penjualan senjata ke Turki.
Sebagaimana dikutip dari Russia Today, Rabu (13/9/2017) pengumuman itu langsung disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel. “Kami menahan semua permintaan besar (untuk ekspor senjata) yang Turki kirim untuk kami dan ini tidaklah sedikit,” ujarnya pada diskusi panel yang diselenggarakan oleh media Handelsblatt.
Pernyataan itu disinyalir disampaikan usai media Berlin mengungkapkan bahwa Jerman masih menjual berbagai senjata dan amunisi bernilai jutaan euro kepada Turki di tengah hubungan yang sedang meregang.
Gabriel menuturkan bahwa Jerman sadar memiliki kewajiban untuk mengirim senjata kepada sekutu NATO jika diminta. Namun Menteri Luar Negeri Jerman itu mengklaim saat ini pengiriman itu tidak memungkinkan, kecuali ekspor kendaraan.
Pernyataan ini tentu saja membuat geram pihak Turki. Menteri Urusan Uni Eropa Turki, Omer Celik, mengatakan bahwa keputusan Jerman itu menghalangi usaha Turki untuk memerangi terorisme.
“Keputusan ini akan melemahkan perang Turki melawan terorisme dan melemahkan perjuangan Turki berarti membuat masa depan Eropa yang lebih rentan. Jerman harus meninggalkan masalah keamanannya dari diskusi politik,” tegas Celik kepada Reuters.
“Menteri Luar Negeri Jerman harus merumuskan komentarnya dengan serius. Senjata tersebut digunakan dalam perjuangan melawan PKK dan ISIS,” tambah Celik. Sekadar informasi, PKK merupakan sebutan kelompok Partai Pekerja Kurdi yang dipandang sebagai kelompok teroris oleh Turki.
Menyadari pernyataan Gabriel itu semakin membuat tegangnya hubungan Jerman-Turki, Kanselir Angela Merkel pun angkat bicara. Ia mengatakan, Jerman masih dapat berubah pikiran ke depannya terkait kesepakatan penjualan senjata api dengan Turki.
“Saya tidak bisa mengatakan kami akan membekukan semua penjualan senjata tapi kami akan melihat masalah ini lebih dekat. Kami akan memutuskan secara terpisah untuk setiap senjata apa yang akan kita ekspor ke Turki,” tutur Merkel kepada radio NDR.
Hubungan Jerman dan Turki mulai memburuk semenjak terjadinya kudeta militer di Ankara pada Juli 2016. Pasca-kudeta tersebut banyak simpatisan Fethullah Gulen yang memutuskan untuk pergi ke Uni Eropa, termasuk ke Jerman, untuk menghindari penangkapan oleh otoritas Turki.
Turki pun meminta Jerman untuk mengekstradisi para tersangka simpatisan Gullen tersebut dengan Berlin yang menolaknya tanpa ada bukti bahwa mereka memang terlibat dalam kudeta militer. Jerman juga sempat menolak kampanye referendum Turki yang diadakan di wilayahnya dan ini semakin memanaskan hubungan kedua negara.
Credit okezone.com