Rabu, 07 September 2016

Dukung Program 35.000 MW, Barata Indonesia Kolaborasi dengan Perusahaan Jerman

 
 
KOMPAS / WAWAN H PRABOWO Ilustrasi listrik
JAKARTA, CB - PT Barata Indonesia (Persero) hari ini menandatangani letter of intent (LOI) dengan Siemens Aktiengesellschaft, perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang elektrifikasi, otomatisasi serta digitalisasi peralatan pembangkit listrik.
Kerja sama antara kedua perusahaan meliputi kerja sama di bidang pembangkit listrik, termasuk di dalamnya manufaktur komponen-komponen pembangkit (gas turbine package), engineering design, project management, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Direktur Utama Barata Indonesia, Silmy Karim mengatakan, kerja sama antara Barata Indonesia (Persero) dengan Siemens ini dilakukan dalam rangka mendukung dan mengantisipasi program pemerintah dalam pembangunan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW).
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari MOU yang dilakukan PLN dengan Siemens beberapa waktu lalu di Jerman.
Barata akan memanfaatkan sebaik-baiknya program pembangunan pembangkit 35.000 MW untuk meningkatkan kemampuan dalam negeri dalam hal teknologi pembangkit listrik.
"Kerja sama ini sangat strategis bagi Barata Indonesia agar kedepannya Indonesia dapat memproduksi pembangkit listrik sendiri," kata Silmy di Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Guna mempercepat penguasaan teknologi, Barata Indonesia dalam kerja sama dengan Siemens ini juga meliputi program capacity building SDM Barata melalui program internship serta pelatihan di bidang engineering, project management, quality, management and procurement.
Deputi Pertambangan Industri, Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Harry Sampoerno menyatakan, Kementerian BUMN telah menugaskan Barata Indonesia sebagai koordinator perusahaan-perusahaan BUMN dalam program peningkatan lokal konten proyek pembangkit listrik 35.000 MW.
Ada 4 perusahaan BUMN yang berpartisipasi yaitu Barata, PINDAD, PAL, BBI. Dan Dalam hal ini Menteri BUMN menghendaki komponen lokal 75 persen.
"Kerja sama ini seiring dengan rencana Barata Indonesia ke depan yaitu penajaman lini bisnis yang salah satunya adalah dibidang pembangkit listrik. Barata harus mampu merespon keinginan Pemerintah dalam meningkatkan partisipasi lokal yang ujungnya adalah kemandirian," pungkas Silmy.




Credit  KOMPAS.com