Jarak antara Blok Masela ke Darwin,
Australia tak lebih dari 1.000 mil atau lebih dekat ketimbang posisinya
dengan Ambon yang menjadi ibukota Maluku. (Dok. Inpex)
Penempatan personel sendiri dimaksudkan guna mengantisipasi adanya upaya intervensi Australia yang diketahui konsisten mengintai blok yang memiliki cadangan gas terbukti mencapai 10,7 triliun kaki kubik (TCF).
"Masela itu berhadapan langsung Australia. Jadi kenapa bicara Masela itu bicara FLNG atau OLNG saja? Kita lupa bahwa ini bagian dari objek vital nasional," kata Connie di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kemarin.
Seperti diketahui, lokasi Blok Masela berada di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Australia.
Bahkan, jarak antara Blok Masela ke Darwin, Australia tak lebih dari 1.000 mil atau lebih dekat ketimbang posisinya dengan Ambon yang menjadi ibukota Maluku.
|
"Kita punya radar tapi tidak punya pesawat tempur. Pesawat tempur terdekat di Ujung Pandang butuh waktu 78 menit ke sana," imbuhnya.
Pada kesempatan berbeda, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) daerah Tanimbar Johanis Malindir meminta pemerintah memberi kepastian ihwal manfaat yang bisa dirasakan masyarakat sekitar Blok Masela.
Jika tidak tegas Johanis, pihaknya menyatakan siap bergabung dengan Australia.
"Kami sebagai masyarakat kecil tidak peduli soal teknis. Hanya yang menjadi sorotan, apakah pemerintah mau memerhatikan Kami yang merupakan putra-putri daerah Maluku. Jangan sampai karena masalah ini Kami memilih untuk memisahkan diri karena jarak ke Darwin (Australia) hanya 45 menit ketimbang ke Ambon yang sampai 1 Jam 45 menit," ancam Johanis.
Credit CNN Indonesia