Kepulauan Spratly dibangun oleh China
di perairan Laut China Selatan yang disengketakan pula oleh Brunei,
Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. (U.S. Navy/Handout)
Seorang nelayan menuturkan kisahnya ketika dikejar oleh kapal China saat berupaya memasuki wilayah tersebut kepada surat kabar Philippine Star yang kemudian diterbitkan pada Rabu (2/3).
"Kapal China berwarna abu-abu dan putih ini, sekitar empat kapal di laguna, mencegah kami memasuki tempat memancing tradisional kami," ujarnya seperti dikutip Reuters.
Walikota Kalayaan di Kepulauan Spratly, Euginio Bito-onon Jr, mengatakan bahwa kapal-kapal tersebut sudah berada di Pulau Jackson sejak lebih dari sebulan lalu. "Mereka menempatkan banyak kapal di sana," ucap Bito-onon.
Sementara itu, militer Filipina mengaku sudah menerima laporan mengenai pemblokiran oleh kapal China ini dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kepulauan Spratly dibangun oleh China di perairan Laut China Selatan yang disengketakan pula oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Kini, Filipina masih menunggu putusan pengadilan arbitrase di The Hague mengenai sengketa wilayah ini.
Credit CNN Indonesia