
Pekerja
membersihkan pagar batu di Situs Liyangan, Purbosari, Ngadirejo,
Temanggung, Jawa Tengah, Senin (18/6). Balai Arkeologi Yogyakarta
kembali melakukan ekskavasi di areal situs perkampungan zaman Mataram
Kuno Abad ke X itu di lima titik, dan menelusuri struktur bordes atau
batu-batu bulat, tangga halaman dan pagar candi yang belum ditemukan
ujungnya. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
"Berbeda dari sebelumnya pada ekskavasi yang berlangsung 12-27 Mei 2015, kami dibantu oleh ahli dari disiplin ilmu yang berbeda, yakni arsitektur dan arkeobotani," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan Sugeng Riyanto di Temanggung, Rabu.
Ia mengatakan ahli arsitektur akan mengkaji aspek arsitektural bangunan-bangunan batu di Situs Liyangan sementara ahli arkeobotani akan mengkaji vegetasi yang ada di sekitar situs.
"Tahun lalu kami sudah mengawali dengan mengirim sampel ke ahli arkeobotani dengan analisis polen atau serbuk sari, hasilnya ternyata selaras dengan asumsi," katanya.
Ia mengatakan menurut kajian awal tanaman di sekitar candi itu kebanyakan jenis bebungaan, di sekitar jalan batu tanaman perdu, dan di bagian atas di luar area ibadah berupa tanaman keras jenis cemara pandak.
Sementara bagian yang menurut asumsi merupakan daerah pertanian ditumbuhi jenis rumput-rumputan dan tanaman padi-padian.
"Itu masih kajian awal, makanya tahun ini kami dalami betul sehingga nanti bisa diketahui di mana sawahnya, kebun, tanaman bunga, di mana tanaman keras atau kayu, karena kayu itu digunakan sebagai bahan bangunan yang sekarang ditemukan arang-arangnya," katanya.
"Kalau nanti bisa jelas dan rinci dan punya sebaran vegetasinya, nanti ke depan ketika akan dikembangkan bisa dikembalikan di sekitar candi, ditanam tanaman yang mirip jenisnya," katanya.
Credit ANTARA News