Sebuah roket H-IIA membawa pesawat
antariksa Hayabusa 2 dari fasilitas peluncuran roket Tanegashima Space
Center di pulau Tanegashima, Jepang, pada 3 Desember 2014. (Kyodo)
Kendaraan tersebut diberi nama Geosynchronous Satellite Launch Vehicle (GSLV) Mark III, yang mampu membawa satelit dengan bobot sekitar 4 ton ke orbit. Kemampuan membawa bobot ini diklaim India telah mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding kendaraan mereka sebelumnya.
Uji coba yang dilakukan pada 18 Desember lalu tersebut, membantu ISRO untuk mengetahui stabilitas desain kendaraan dalam menghadapi atmosfer Bumi.
|
ISRO mengatakan kendaraan peluncur ini merupakan kendaraan tanpa awak. Selanjutnya, mereka akan mengembangkan agar kendaraan tersebut mampu menjalankan misi dengan awak.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, hendak mengembangkan kemampuan negara itu dalam misi antariksa. Pemerintah setempat setuju meningkatkan dana penelitian antariksa sebesar 50 persen menjadi US$ 1 miliar per tahun.
Para ahli mengatakan uji coba GSLV menempatkan India untuk selangkah lebih dekat dalam menjadi pemain kuat dalam bisnis antariksa global.
Saat ini, GSLV didukung oleh tiga mesin. ISRO mengatakan mesin ketiga masih dalam tahap pengembangan.
“Kami masih perlu menempatkan mesin ketiga yang lebih berat untuk memastikan kendaraan ini dapat digunakan dengan sukses dalam misi berawak dan peluncuran satelit yang lebih berat,” ujar Mayank Vahia, seorang ilmuwan dari Tata Institute of Fundamental Research.
India tercatat sebagai negara Asia pertama yang berhasil mencapai orbit Mars dalam upaya pertama. Pada September lalu, misi antariksa India yang diberi nama Mars Orbiter Mission, memasuki orbit planet merah tersebut. Misi ini dipuji karena hanya memakan biaya US$ 74 juta.
Credit CNN Indonesia