Api terjadi dalam parameter seluas 240
hektar di Australia Barat, dan lebihd ari 12 ribu hektar hancur oleh api
liar ini. (Reuters/Tom Fedorowytsch)
Api melanda wilayah dalam perimeter 240 kilometer di Australia Selatan dan telah menyapu lebih dari 12 ribu hektar dan menghancurkan setidaknya 26 rumah dan 41 gedung.
Setidaknya 29 orang luka-luka atau dibawa ke rumah sakit, namun belum ada korban yang meninggal.
Kebakaran ini merupakan bencana terburuk dalam skala dan intensitasnya sejak kebakaran pada 1983 yang menewaskan lebih dari 75 orang dan membakar lebih dari 2.000 rumah.
Koordinator Layanan Pemadan Kebakaran negara bagian Brenton Eden mengatakan, 48 jam ke depan merupakan saat-saat kritis karena suhu diperkirakan akan naik dan terjadi perubahan arah angin.
“Hari ini terjadi angin timur dan suhu pada jam 4 sore mencapai 36 derajat Celsius,” kata Eden pada Selasa (6/1). “Kami harus berusaha agar api tidak meluas pada hari Selasa dan Rabu.”
Ratusan
keluarga telah dievakuasi dari daerah berbahaya, sementara satwa liar
seperti koala pun telah diselamatkan. (Reuters/Tom Fedorowytsch)
|
Kebakaran semak di Australia secara alami terjadi, tetapi para ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan musim kebakaran dan juga intensitas kebakaran tersebut.
Layanan Pemadan Kebakaran mengatakan api bisa terus menyala dalam beberapa minggu ke depan.
Sementara itu, suhu panas yang melanda negara ini menimbulkan masalah lain di ibukota Australia Barat, Perth.
Ribuang pelanggan layanan iiNet Ltd tidak bisa mempergunakan internet karena perusahaan itu mematikan sebagian sistemnya.
Suhu di Perth mencapai 44,4 derajat Celcius pada Senin yang merupakan hari terpanas pada bulan Januari sejak 1991 ketika suhu mencapai 45,8 derajat.
“Akibat suhu yang sangat tinggi ini, layanan email, Toolbox dan situs iiNet tidak berfungsi. Kami minta maaf atas situasi yang tidak menyenangkan ini,” cuit iiNet.
Credit CNN Indonesia