Senin, 08 Desember 2014

KRI Sultan Hasanuddin-366, Seperti Apa Kecanggihan Tempurnya?




 
 
Jakarta (CB) - KRI Sultan Hasanuddin-366 ikut dalam operasi peledakan 3 kapal nelayan Vietnam yang tertangkap mencuri 2,1 ton ikan di perairan Pulau Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12). Seperti apa kecanggihannya?

detikcom bersama puluhan wartawan nasional lainnya naik ke KRI Sultan Hasanuddin-366 dari Pelabuhan Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2014) sore. Kapal itu kemudian bergerak menuju Batam.

Di dalam kapal, detikcom dan beberapa wartawan lainnya pun mewawancarai Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Heri Tribowo. Dengan ramah, Heri kemudian menjelaskan berbagai kecanggihan KRI Sultan Hasanuddin-366 yang merupakan bagian kendali Koarmatim itu.

KRI Sultan Hasanuddin-366 digunakan TNI AL 24 November 2007, dibuat oleh Galangan Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Panjang 90,71 meter, lebar 13,02 meter, dan berat kosongnya 1.444 ton. Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimum 28 knots.

"Kapal ini kemampuannya peperangan permukaan. Baik dengan pesawat udara, atau rudal. Ini juga kemampuannya anti kapal selam," kata Heri.

KRI Sultan Hasanuddin-366 pun dibekali berbagai persenjataan canggih. Ada meriam 76 mm Oto Melara Super Rapid Gun. Lalu 2 meriam kaliber 20 mm, dan 4 rudal Exocet 40 mm. Masing-masing punya kelebihan tersendiri.

"Meriam oto melara kaliber 76 mm itu kecepatan tembaknya 120 butir peluru per menit. Lalu rudal exocet itu untuk sasaran kapal permukaan. Jarak jangkauan maksimumnya 40 mil. Dia punya radar sendiri dan bisa mengunci sasaran," imbuh Heri antusias

 

 "Saat latihan gabungan TNI di laut Jawa. Saya pernah menembakkan rudal exocet itu. Sasarannya KRI Karang Banteng bekas kapal ASDP yang agak besar dan sudah tidak layak pakai. Kapal itu kena dan langsung tenggelam," sambung Heri mengisahkan kehebatan rudal itu.

Selain itu, kata Heri, 6 torpedo anti kapal selam juga terpasang di KRI Sultan Hasanuddin-366. Posisisnya di bagian geladak helikopter, masing-masing di kiri dan kanan. Rudal ini juga mampu mencari dan mengunci sasaran.

"Kita juga punya rudal anti udara, namanya Tetral di bagian atas sama buritan. Ada 8 senjata rudal anti pesawat. Dia bisa otomatis mencegat jika kapal diserang," jelas Heri. 2015 nanti rencananya rudal ini akan diupgrade agar lebih maksimal.

Berbagai sensor dan radar canggih juga terpasang di kapal ini. Salah satunya radar udara dan permukaan MW 08. "MW 08 ini jangkauannya 128 mil untuk mendeteksi pesawat. Radarnya sudah 3 dimensi. Kita bisa tahu ketinggian dan kecepatan pesawat," ucap Heri.

Pemberian nama kapal ini sendiri juga spesial. Yakni diilhami keberanian Sultan Hasanuddin dalam mempertahankan kesultanan Gowa, hingga kemudian VOC menjulukinya 'Haantje Van Het Oosten' atau atau ayam jantan dari timur.

Seiring keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga perairan Tanah Air dari kapal asing, Heri pun berharap agar kapal-kapal Indonesia terus ditambah dan diupgrade kemampuannya. Hal itu agar kita semakin disegani.

"Kita harus ibarat karateka, sudah sabuk hitam. Orang lain akan segan. Kalau senjata kapal kita kuat, negara lain nggak akan berani coba-coba. Kalau ingin kuat sebagai negara maritim, kita harus terus meningkatkan kekuatan di Laut, darat dan udara," imbuhnya.

Credit DetikNews