Pemangkasan dilakukan karena Saudi sedang bergulat dengan penurunan harga minyak.
CB,
ABU DHABI -- Arab Saudi sedang membahas proposal yang memungkinkan
negara produsen minyak anggota OPEC dan non-OPEC untuk memangkas
produksi minyak hingga 1 juta barel per hari.
Dua sumber mengatakan kepada
Reuters
pada Ahad (11/11), proposal itu diajukan karena negara eksportir minyak
terbesar dunia itu tengah bergulat dengan penurunan harga minyak
mentah.
Sumber-sumber itu menjelaskan, kesepakatan pemangkasan
produksi minyak akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk tingkat
ekspor Iran setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi. AS
diketahui tetap mengizinkan beberapa importir untuk membeli minyak Iran.
Riyadh
terkejut oleh keringanan yang diberikan AS kepada pelanggan minyak Iran
seperti Cina dan India. Langkah tersebut dinilai dapat menghantam harga
minyak.
Saat
ini Arab Saudi ingin bertindak untuk mencegah penurunan harga lebih
lanjut, setelah harga jatuh di bawah 70 dolar AS per barel pada Jumat
(9/11). Arab Saudi juga akan memimpin diskusi tentang pemotongan
produksi minyak tahun depan.
Berdasarkan kesepakatan yang
ditetapkan untuk akhir tahun, anggota OPEC dan non-OPEC setuju untuk
memangkas produksi minyak sekitar 1,8 juta barel per hari.
Namun
produsen akhirnya memotong lebih banyak, sebagian karena penghentian
yang tak terduga di Venezuela, Libya, dan Angola. Produsen juga pada
Juni lalu sepakat untuk membatasi pemangkasan ke tingkat yang telah
disepakati.
OPEC dan sekutunya akan bertemu di Wina pada 6-7 Desember untuk memutuskan kebijakan produksi untuk 2019.
“Ada
diskusi umum tentang ini (pemangkasan). Tetapi pertanyaannya adalah
berapa banyak yang harus dikurangi oleh pasar,” kata salah satu sumber,
sebelum pertemuan dilakukan oleh komite pemantauan OPEC di Abu Dhabi
pada Ahad (11/11), yang juga dihadiri oleh Arab Saudi dan Rusia.
Wakil
Menteri Energi Kazakhstan, Magzum Mirzagaliyev, mengatakan ia memahami
jika Arab Saudi mengusulkan untuk menggunakan tingkat produksi
Agustus-Oktober sebagai dasar penentuan pemangkasan.
Minyak
mentah Brent LCOc1 pada Jumat 9/11) turun 47 sen, atau 0,7 persen,
menjadi 70,18 dolar AS per barel. Brent kehilangan sekitar 3,6 persen
pada pekan ini dan telah merosot lebih dari 15 persen pada kuartal ini.
Washington
memberikan pembebasan 180 hari kepada delapan pembeli minyak Iran,
yaitu Cina, India, Korea Selatan, Jepang, Italia, Yunani, Taiwan, dan
Turki. Kelompok ini mengambil sebanyak tiga per empat ekspor minyak laut
Iran.
Pemerintah AS telah berjanji untuk mengurangi ekspor
minyak Iran ke angka nol. Presiden AS Donald Trump telah menekan Arab
Saudi untuk meningkatkan produksi untuk mendinginkan pasar.
Ekspor
minyak mentah Iran dapat jatuh ke lebih dari 1 juta barel per hari pada
November, sekitar sepertiga dari puncak pertengahan 2018. Namun para
pedagang dan analis mengatakan angka itu bisa naik dari Desember karena
para importir menggunakan kesempatan pembebasan dari AS.