Dokter Lintas Batas atau MSF menyebut korban yang mereka tangani hingga 6.000 orang
CB, GAZA
 -- Sebuah organisasi paramedis internasional menyatakan kesulitan 
menangani korban luka dari pihak Palestina yang terus bertambah beberapa
 hari terakhir. Dokter Lintas Batas atau disebut MSF mengatakan, 
pihaknya mendapat ribuan korban luka akibat serangan tentara Israel 
sejak protes besar-besaran warga Palestina dimulai pada Maret lalu.
Para
 korban yang terpaksa tidak dapat ditangani dengan maksimal karena 
keterbatasan tenaga medis, fasilitas dan obat-obatan, harus mengalami 
infeksi bahkan kelumpuhan permanen. Anggota paramedis dari Doctors 
Without Borders itu menghitung kira-kira korban luka yang ia lihat 
mencapai 6.000 orang. Sekitar 1.000 orang, dilaporkan harus diamputasi 
bahkan tewas.
"Pasien sebanyak ini seharusnya mendapat perawatan medis 
terbaik di dunia. Tapi di Gaza, ini merupakan sebuah kemustahilan," kata
 dia seperti dikutip Al-Jazeera, Kamis (29/11) waktu setempat.
LSM
 tersebut meminta pemerintah Israel untuk mempersilakan korban yang 
terluka agar mendapat perawatan medis sesuai kebutuhannya. 
"Konsekuensinya, jika para korban tidak diberikan perawatan dengan luka 
parah seperti itu mereka akan lumpuh permanen dan tergantung dengan 
bantuan keluarganya," ucapnya.
Hingga saat ini, 
tentara Israel masih memblokade jalur Gaza sejak Maret lalu. Di sisi 
lain, Hamas, tetap memasok senjata untuk menyerang tentara Israel.
Setidaknya
 235 warga Palestina terbunuh sejak kerusuhan pecah Maret lalu, 
kebanyakan korban tewas disebabkan oleh tembakan tentara Israel, baik 
dari senjata api, tank, dan serangan udara.
Dalam 
periode yang sama, dua tentara  Israel tewas karena ditembak oleh 
penembak jitu Palestina dan tewas karena tertembak oleh sesama tentara 
Israel dalam sebuah operasi di jalur Gaza.