CB, Jakarta
- Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono
Moegiarso mengatakan pemerintah sedang berancang-ancang untuk
memanfaatkan efek dari perang dagang usai Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Argentina.
Menurut
Susiwijono, pemerintah memperhitungkan, bahwa para investor saat ini
sedang menunggu hasil KTT G20, di mana trade war akan berlanjut atau
tidak. "Kami hari-hari ini memikirkan respons dari efek trade war. Kami
ingin selain memperdebatkan trade war juga hitung kemungkinan ada dampak
positifnya," kata Susiwijono di kantornya, Jakarta, Kamis, 29 November
2018. "Kami menyebutnya second round effect dari trade war itu."
Susiwijono
mengatakan, kalau industri-industri di sana tidak bisa mengekspor ke
Amerika Serikat, mereka pasti memikirkan untuk memindahkan industri dan
investasinya di negara lain atau melakukan relokasi industri. "Kalau G20
ini nanti tetap saja berlanjut, keributan polemik mengenai trade war
ini, mereka harus memutuskan. Nah kami mengantisipasi," ujar dia. "Kalau
mereka betul-betul memutuskan untuk merelokasi industri, kita harus
siap menarik investasi itu, kita bersaing dengan banyak negara."
Menurut
Susiwijono, persaingan ketat akan terjadi, terutama beberapa negara
seperti Vietnam dan Thailand yang sangat agresif. "Kalau investasi itu
bisa kita tarik, itu bisa luar biasa membantu menyelesaikan CAD (defisit
transaksi berjalan)," ujarnya.
Lebih jauh, Susiwijono
mengatakan pemerintah melihat tolak ukur dari negara lain. Contohnya,
tax holiday di beberapa negara sudah sampai menawarkan 15 - 30 tahun.
Kemudian DNI, negara lain jauh lebih membuka investasi asing di berbagai
bidang usaha.
"Kemudian dari sisi kemudahan perizinan
berusaha, EODB (ease of doing business) kemarin memberikan sinyal bahwa
reform yang sudah kami berikan masih belum cukup mengejar ketertinggalan
dengan negara lain," ujar Susiwijono.
Oleh
karena itu, menurut Susiwijono, saat ini pemerintah betul-betul
mendorong pembaruan perizinan, salah satunya dengan paket kebijakan
ekonomi ke-16. "Berbagai effort kebijakan tadi masih dalam rangka
menarik investasi," ujar Susiwijono. "Mumpung momentumnya seperti ini,
kami akan menarik kembali investasi."
Credit tempo.co