Ilustrasi prajurit Amerika Serikat di Afghanistan. (REUTERS/Goran Tomasevic)
Seperti dilansir Reuters, Rabu (27/11), menurut pernyataan juru bicara Gubernur Ghazni, Mohammad Arif Noori, rombongan pasukan AS dan Afghanistan saat itu tengah konvoi menuju kota. Menjelang batas kota, sebuah bom yang disembunyikan di pinggir jalan meledak dan merusak sebuah kendaraan pengangkut pasukan.
Di samping korban tewas, 2 prajurit dan seorang warga sipil AS luka-luka akibat ledakan itu. Menurut Arif, angkatan bersenjata Afghanistan dan AS memang menggelar kegiatan di kota itu sejak Senin lalu.
Taliban menyatakan bertanggung jawab atas ledakan itu. Mereka juga menguasai sebagian besar provinsi itu. Sayang, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang memimpin operasi militer Resolute Support di Afghanistan tidak merinci insiden itu.
Kejadian ini menambah panjang daftar kematian serdadu AS di Afghanistan. Pada Sabtu pekan lalu, seorang prajurit AS tewas oleh tertembak tentara Afghanistan, saat bertempur dengan militan Al Qaidah di Provinsi Nimruz.
Hingga saat ini tercatat sudah 11 tentara AS yang meninggal di Afghanistan pada 2018. Di samping itu, 4 tentara Republik Ceko juga meninggal saat bertugas di sana karena dibunuh tentara atau polisi Afghanistan.
Sekitar 14 ribu pasukan AS dikirim ke Afghanistan untuk mengikuti operasi militer NATO. Mereka ditugaskan menggelar operasi militer melawan Taliban, Al Qaidah, dan kelompok ISIS Afghanistan.
Ghazni dikabarkan menjadi salah satu basis Taliban yang kerap menjadi saksi pertempuran sengit. Mereka berhasil didesak mundur setelah terlibat kontak senjata selama berhari-hari dengan pasukan Afghanistan dan AS.
Credit cnnindonesia.com