Ilustrasi (REUTERS/Ahmad Nadeem)
Ledakan itu menargetkan kompleks kantor yang di dalamnya terdapat G4S, sebuah perusahaan keamanan swasta Inggris.
Melansir AFP, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Wahid Majroh, mengatakan bahwa 10 orang tewas dan 19 luka-luka akibat serangan tersebut. Kendati demikian, angka ini masih bisa berubah.
Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Afghanistan, Asraf Ghani mengumumkan pembentukan sebuah tim untuk kesepakatan damai dengan Taliban.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa waktu terakhir, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah negara Barat meminta adanya kesepakatan antara Afghanistan dan Taliban untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 17 tahun ini.
Gelombang Kekerasan
Serangan tersebut merupakan serangan berskala tinggi terhadap orang asing kedua yang diklaim oleh Taliban.
Pada Selasa (27/11), tiga tentara AS tewas dalam ledakan di dekat Kota Ghazni. Taliban juga diketahui mengklaim serangan tersebut.
Serangan itu terjadi menyusul gelombang kekerasan di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir yang telah menewaskan ratusan orang ketika militan meningkatkan serangan mereka.
Sebelumnya, NATO juga mengaku tengah menyelidiki serangan udara di Afghanistan.
Pada 20 November lalu, setidaknya 55 orang tewas ketika seseorang meledakkan dirinya. Kejadian itu disebut-sebut sebagai serangan paling mematikan di Afghanistan pada tahun 2018.
Credit cnnindonesia.com