WASHINGTON
- Amerika Serikat setuju untuk menjual 10 helikopter tempur Apache
AH-64E bersama peralatan terkait ke Mesir. Penjualan itu adalah bagian
dari dua perjanjian penjualan senjata antara kedua negara.
Menurut pernyataan dari Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA), yang mengelola penjualan peralatan militer ke pihak asing, AS menjual 10 helikopter Apache tersebut dengan nilai sekitar Rp14,5 triliun.
"Mesir bermaksud untuk menggunakan helikopter serang untuk memperluas armada yang ada untuk mengatasi kepentingan AS-Mesir dalam melawan kegiatan teroris yang berasal dari Semenanjung Sinai yang merusak stabilitas regional," bunyi pernyataan tersebut.
"Penjualan itu akan berkontribusi pada tujuan militer Mesir untuk memperbarui kemampuannya sementara lebih meningkatkan interoperabilitas lebih besar antara Mesir, AS, dan sekutu lainnya," pernyataan itu menambahkan seperti dikutip dari The Hill, Rabu (28/11/2018).
Penjualan kedua, dengan nilia sekitar Rp2,9 triliun, adalah untuk 60.500 amunisi tank dan peralatan terkait untuk armada tank M1A1, yang akan digunakan untuk pelatihan dan dalam pertempuran, DSCA mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.
"Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan Mesir untuk memenuhi ancaman saat ini dan masa depan dan memberikan keamanan yang lebih besar untuk infrastruktur kritisnya, serta berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara yang ramah, yang terus menjadi mitra strategis yang penting di Timur Tengah,” kata DCSA dalam pernyataannya.
Menurut pernyataan dari Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA), yang mengelola penjualan peralatan militer ke pihak asing, AS menjual 10 helikopter Apache tersebut dengan nilai sekitar Rp14,5 triliun.
"Mesir bermaksud untuk menggunakan helikopter serang untuk memperluas armada yang ada untuk mengatasi kepentingan AS-Mesir dalam melawan kegiatan teroris yang berasal dari Semenanjung Sinai yang merusak stabilitas regional," bunyi pernyataan tersebut.
"Penjualan itu akan berkontribusi pada tujuan militer Mesir untuk memperbarui kemampuannya sementara lebih meningkatkan interoperabilitas lebih besar antara Mesir, AS, dan sekutu lainnya," pernyataan itu menambahkan seperti dikutip dari The Hill, Rabu (28/11/2018).
Penjualan kedua, dengan nilia sekitar Rp2,9 triliun, adalah untuk 60.500 amunisi tank dan peralatan terkait untuk armada tank M1A1, yang akan digunakan untuk pelatihan dan dalam pertempuran, DSCA mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.
"Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan Mesir untuk memenuhi ancaman saat ini dan masa depan dan memberikan keamanan yang lebih besar untuk infrastruktur kritisnya, serta berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara yang ramah, yang terus menjadi mitra strategis yang penting di Timur Tengah,” kata DCSA dalam pernyataannya.
Sebagai
catatan, kata DCSA, Mesir akan menggunakan sebagian dari amunisi itu
untuk mendukung operasi melawan militan yang berafiliasi dengan Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sinai, semenanjung gurun antara Laut
Merah dan Laut Mediterania yang berbatasan dengan Israel.
Credit sindonews.com