Kedua negara harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk mencegah dampak masalah ini.
CB,
WASHINGTON -- Duta Besar Cina untuk Amerika, Cui Tiankai mengatakan,
Beijing berharap dapat mencapai kesepakatan dengan AS di pertemuan G20
pekan ini. Kesepakatan tersebut terkait perang dagang di antara kedua
negara.
Cui memperingatkan konsekuensi mengerikan
jika sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) mencoba untuk memisahkan dua
perekonomian terbesar di dunia.
Menurut Cui, Cina dan AS harus berbagi tanggung jawab untuk
berkerja sama dalam kepentingan ekonomi global. Ia menarik sejarah
perang dagang pada 1930-an yang terjadi di antara negara-negara industri
saat itu.
Perang dagang membuat perekonomian global runtuh dan meningkatkan ketegangan beberapa tahun sebelum Perang Dunia II.
"Pelajaran
sejarah masih ada, selama satu abad terakhir kita memiliki dua perang
dunia dan di antaranya ada Depresi Besar, saya pikir tidak ada orang
yang harusnya mengulang sejarah, hal seperti itu harusnya tidak terjadi
lagi, jadi semua orang harus bertindak dengan cara yang
bertanggungjawab," kata Ciu, Rabu (28/11).
Saat
ini hubungan Cina dan AS sedang menegang. Kedua belah pihak saling
serang dengan menaikan tarif impor komoditas masing-masing yang bernilai
jutaan dolar AS.
Cui mengatakan kemungkinan
ketegangan antara AS dengan Cina berbuah konflik yang luas dan 'tidak
dapat dibayangkan'. Kedua negara tersebut harus mengerahkan seluruh
kemampuan mereka untuk mencegah hal itu terjadi.
Cui
menegaskan, Cina tidak pernah menginginkan adanya perang dagang. Ia juga
meminta adanya solusi untuk menghentikan kebuntuan yang disebabkan
permintaan Presiden AS Donald Trump untuk memangkas defisit perdagangan
dengan Cina sebesar 375 miliar dolar AS.
"Kami menentang
perang dagang dalam bentuk apa pun, tapi Cina akan mempertahankan
kepentingan kami sendiri, kami yakin kunci negosiasi solusi untuk
persoalan perdagangan ini adalah pendekatan yang seimbang dari kedua
belah pihak dan sejujurnya sejauh ini saya tidak melihat adanya
tanggapan yang mencukupi dari AS," katanya.
Pada Selasa
(27/11) kepala ekonom Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Trump membuka
kesepakatan dagang dengan Cina. Tapi, Trump juga mempersiapkan kenaikan
tarif impor barang-barang Negeri Tirai Bambu lainnya jika tidak ada
terobosan dalam persoalan ketidakseimbangan perdagangan yang
menjengkelkan AS dalam pertemuan di G20 di Buenos Aires, Argentina, 30
November mendatang.
Cui mengatakan ia tidak yakin
Pemerintah Cina mempertimbangkan akan menggunakan kepemilikan surat
utang AS sebagai senjata perang dagang. Menurutnya gerakan tersebut
sangat berbahaya dan dapat mengguncang pasar keuangan global. "Itu
sangat berbahaya, seperti bermain-main dengan api," kata Cui.
Para
pakar perdagangan dan analis ekonomi sering mengatakan Cina dapat
memperlambat pembelian surat utang AS atau menjualnya untuk menekan AS
agar membuat kesepakatan dagang yang baru. Cina memiliki surat utang AS
senilai 1,1 triliyun dolar AS per 30 September. dari total 15, 97
triliyun dolar AS surat utang yang beredar di publik.