Pangeran MBS akan menghadiri KTT G20 di Buenos Aires.
CB,
NEW YORK -- Organisasi hak asasi manusia internasional Human Rights
Watch (HRW) meminta Argentina yang memiliki klausa kejahatan perang
dalam konstitusinya untuk menyelidiki Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran
Mohammed bin Salman (MBS). Penyelidikan itu berkaitan dengan dugaan
keterlibatan Pangeran MBS dalam kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal
Khashoggi serta perannya dalam krisis Yaman.
HRW mengatakan permintaan penyelidikan itu telah dikirim ke hakim
federal Ariel Lijo. Menurut Direktur HRW untuk Timur Tengah dan Afrika
Utara Salah Leah Whitson, pihaknya membawa kasus itu ke Argentina karena
Pangeran MBS akan menghadiri KTT G-20 di Buenos Aires pekan ini.
"Kami
menyerahkan informasi ini kepada jaksa Argentina dengan harapan mereka
akan menyelidiki keterlibatan dan tanggung jawab MBS untuk kemungkinan
kejahatan perang di Yaman serta penyiksaan terhadap warga sipil,
termasuk Jamal Khashoggi," ujar Whitson.
Menurutnya,
terdapat dasar yang sangat kuat bagi Argentina untuk secara teliti
memeriksa catatan dan fakta yang sangat luas perihal peran Pangeran MBS
dalam kasus Khashoggi serta krisis Yaman. "Masyarakat di seluruh dunia
sangat ingin melihat pertanggungjawaban nyata bagi orang-orang yang
lolos dari kejahatan yang mengerikan," kata Whitson, dikutip laman
Aljazirah, Selasa (27/11).
Baik kantor Lijo maupun kantor
jaksa penuntut umum Argentina belum memberikan pernyataan perihal
permintaan HRW. Kendati demikian, media Argentina, mengutip sumber
peradilan dan yudisal mengatakan sangat tidak mungkin otoritas negara
tersebut menuntut Pangeran MBS yang merupakan penguasa de facto Saudi.
Konstitusi
Argentina mengakui yurisdiksi universal untuk kejahatan perang dan
penyiksaan. Dengan demikian, otoritas peradilan di negara itu dapat
menyelidiki dan mengadili kejahatan tersebut di mana pun pelaku
melakukannya.
Pangeran MBS akan mengunjungi Buenos Aires
untuk menghadiri KTT G-20 yang dijadwalkan digelar pada Jumat (30/11).
Kehadirannya di acara tersebut akan menjadi sorotan karena namanya kerap
disebut dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Ia diduga sebagai tokoh yang
memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi.
Menteri Luar
Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Pangeran MBS telah mengajukan
permintaan untuk bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan di sela-sela
perhelatan KTT G-20. "Dia (Pangeran MBS) telah bertanya kepada Erdogan
via telepon apakah mereka akan bertemu di Buenos Aires, Erdogan
mengatakan 'lihat saja nanti'," kata Cavusoglu kepada surat kabar Jerman
Sueddeutsche Zeitung dalam wawancara pada Selasa.
Erdogan
diketahui cukup vokal dalam menyuarakan kasus pembunuhan Khashoggi. Ia
telah menyatakan bahwa pembunuhan terhadap Khashoggi direncanakan.
Perintah pembunuhan itu, kata dia, berasal dari pejabat tinggi Saudi.
Erdogan
pun telah mendesak Riyadh untuk mengungkap siapa aktor di balik
pembunuhan Khashoggi. Selain itu, dia juga meminta Saudi mengekstradisi
para pelaku yang terlibat dalam kasus Khashoggi. Namun permintaan
tersebut telah ditolak Saudi.
Menteri Luar Negeri Saudi
Adel al-Jubeir telah mengatakan bahwa Ankara tidak akan menuntut
Pangeran MBS. "Sebagai tanggapan atas pertanyaan tingkat tinggi, pihak
berwenang Turki telah mengonfirmasi kepada Riyadh bahwa mereka tidak
bermaksud menuntut Putra Mahkota MBS," katanya dalam sebuah wawancara
dengan Asharq Al-Awsat pekan lalu.
Ia pun meminta agar
kasus Khashoggi tidak dipolitisasi. Menurutnya, saat ini upaya
politisasi terhadap kasus Khashoggi telah berlangsung terang-terangan,
salah satunya melalui kampanye media. "Kami sepenuhnya menolak upaya
eksplotasi politik atas kasus Khashoggi. Mereka yang ingin mendapatkan
keadilan, diminta menyerahkan bukti mereka ke pengadilan Saudi," ujar
al-Jubeir.
Khashoggi dibunuh di gedung konsulat Saudi di
Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Awalnya Saudi membantah bahwa
Khashoggi telah dibunuh di dalam konsulat. Namun berselang sekitar dua
pekan setelah kejadian, Riyadh akhirnya mengakui bahwa Khashoggi memang
dibunuh.
Kendati demikian, hingga kini jasad Khashoggi
belum ditemukan. Otoritas Turki pun telah menghentikan pencarian
terhadap jasadnya. Beredar dugaan bahwa tubuh Khashoggi yang telah
dimutilasi dilenyapkan menggunakan asam florida.
Saudi telah menahan 11 tersangka yang terlibat dalam kasus Khashoggi. Lima tersangka di antaranya dituntut hukuman mati.