SANAA
- Beberapa pemimpin suku di Yaman mendukung Amerika Serikat (AS) dan
solusi politik yang diusulkan oleh PBB untuk mengakhiri perang. Mereka
juga mendesak peran aktif dalam negosiasi yang serang berlangsung.
"Baik orang-orang dan suku-suku di Yaman mendukung solusi politik Amerika untuk konflik di Yaman selama itu menyambut tuntutan suku dan orang-orang Yaman," ujar Abdurabuh al-Shaif, seorang pemimpin suku dari suku Daham di al-Jawf provinsi Yaman, seperti disitir dari VOA, Jumat (31/11/2018).
Dalam kesempatana itu, al-Shaif juga menyuarakan keprihatinannya atas metode pendekatan AS terhadap konflik di Yaman.
“Solusi politik apa pun yang tidak mengarah pada pemulihan negara, melucuti senjata milisi Houthi, dan mengarah pada solusi demokratis tidak dapat disebut solusi politik. Ini lebih merupakan menyerahkan kepada milisi...(sesuatu) yang tidak dapat kami terima,” tambah Al-Shaif.
Martin Griffiths, utusan khusus PBB untuk Yaman, berencana untuk mengadakan pertemuan semua pihak dalam konflik Yaman di Swedia pada bulan Desember. Pertemuan itu untuk mencari solusi politik terhadap perang yang sedang berlangsung.
"Ini adalah kesempatan pada saat yang genting untuk mengejar penyelesaian politik yang komprehensif dan inklusif untuk konflik," kata Griffiths.
"Baik orang-orang dan suku-suku di Yaman mendukung solusi politik Amerika untuk konflik di Yaman selama itu menyambut tuntutan suku dan orang-orang Yaman," ujar Abdurabuh al-Shaif, seorang pemimpin suku dari suku Daham di al-Jawf provinsi Yaman, seperti disitir dari VOA, Jumat (31/11/2018).
Dalam kesempatana itu, al-Shaif juga menyuarakan keprihatinannya atas metode pendekatan AS terhadap konflik di Yaman.
“Solusi politik apa pun yang tidak mengarah pada pemulihan negara, melucuti senjata milisi Houthi, dan mengarah pada solusi demokratis tidak dapat disebut solusi politik. Ini lebih merupakan menyerahkan kepada milisi...(sesuatu) yang tidak dapat kami terima,” tambah Al-Shaif.
Martin Griffiths, utusan khusus PBB untuk Yaman, berencana untuk mengadakan pertemuan semua pihak dalam konflik Yaman di Swedia pada bulan Desember. Pertemuan itu untuk mencari solusi politik terhadap perang yang sedang berlangsung.
"Ini adalah kesempatan pada saat yang genting untuk mengejar penyelesaian politik yang komprehensif dan inklusif untuk konflik," kata Griffiths.
Perang
di Yaman dimulai pada tahun 2014 antara pemerintah Abd-Rabbu Mansour
Hadi, yang mendapat dukungan dari koalisi Saudi yang didukung AS, dan
pemberontak Houthi yang didukung Iran. Sejak itu konflik menjadi krisis
kemanusiaan, dengan puluhan ribu korban dan kelaparan parah yang
mengancam nyawa jutaan warga sipil termasuk anak-anak.
Credit sindonews.com