Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Senin, 26 November 2018
Empat anak harimau sumatera diperkenalkan di Kebun Binatang Tierpark, Jerman
Induk harimau sumatra asal Indonesia
bernama Mayang tampak bersama tiga dari empat anaknya yang lahir di
Kebun Binatang Tierpark Berlin, Jerman, saat ditunjukkan kepada publik
pertama kali pada Kamis (22/11/2018). Keempat anak harimau sumatera itu
lahir di Berlin pada 4 Agustus 2018 lalu dari sepasang harimau jantan
dan betina, Harfan dan Mayang, yang dipinjamkan pemerintah Indonesia
kepada Jerman pada 2013. (Dokumentasi KBRI Berlin)
Jakarta (CB) - Empat anak harimau sumatera asli Indonesia
yang lahir di Kebun Binatang Tierpark, Berlin, Jerman, 4 Agustus 2018,
resmi diperkenalkan kepada publik, Kamis (22/11).
Empat bayi satwa asli Indonesia yang bernama Latin Panthera tigris sumatrae
itu lahir dari sepasang harimau jantan dan betina, Harfan (10 tahun)
dan Mayang (7 tahun), yang dipinjamkan pemerintah Indonesia kepada
Jerman pada Desember 2013 sebagai salah satu bentuk kedekatan hubungan
diplomatik kedua negara.
"Pelestarian harimau sumatera di Tierpark Berlin adalah simbol kedekatan
hubungan antara Indonesia dan Jerman. Upaya yang telah dilakukan
Tierpark Berlin adalah kontribusi nyata dalam mendukung misi pemerintah
Indonesia untuk melestarikan harimau sumatera," kata Duta Besar
Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, seperti dikutip dalam
keterangan pers Kedutaan Besar Indonesia di Berlin, yang diterima di
Jakarta, Jumat (23/11).
Oegroseno beserta istri, Sartika Oegroseno, hadir bersama Direktur Kebun
Binatang Tierpark Berlin, Dr Andreas Knieriem, dan anggota Badan
Eksekutif Sparkasse, Hans Jurgen Kularts, dalam acara perkenalan
sekaligus pemberian nama empat bayi dari pasangan harimau Sumatra asal
Indonesia tersebut.
Dari berbagai usulan yang masuk, Tierpark Berlin menunjuk Oegroseno yang
diberikan kesempatan pertama, kemudian Knieriem, perwakilan Sparkasse,
dan perawat harimau sumatera di Tierpark Berlin untuk memilih nama bagi
masing-masing anak harimau tersebut.
Keempat nama anak harimau sumatera yang dipilih empat orang tersebut,
berturut-turut adalah Kiara (betina), Willi (jantan), Oscar (jantan),
dan Seri (betina).
(Kiri
ke kanan) Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno,
anggota Badan Eksekutif Sparkasse, Hans Jurgen Kularts, Direktur Kebun
Binatang Tierpark Berlin, Dr Andreas Knieriem, dan perawat harimau
sumatera di Kebun Binatang Tierpark menunjukkan nama-nama yang mereka
pilih pada untuk masing-masing empat bayi harimau Sumatra di Berlin,
Jerman, Kamis (22/11/2018). (Dokumentasi KBRI Berlin)
Dalam sambutannya, Oegroseno secara khusus mengapresiasi keberhasilan
Kebun Binatang Tierpark dan Sparkasse, sebagai sponsor, yang telah
berhasil melestarikan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang saat ini
terancam punah.
Pada lingkungan dan iklim yang berbeda dari habitat asli spesies harimau
di hutan hujan Sumatra, para ahli di Kebun Binatang Tierpark Berlin
berhasil menciptakan habitat yang serupa sehingga pasangan harimau
Harfan dan Mayang dapat hidup dengan baik serta berhasil memiliki empat
anak yang sehat.
Menurut Knieriem, habitat baru itu didesain sedemikian rupa agar mirip dengan hutan hujan yang selalu hijau atau evergreen rainforest.
"Harapan kami para anak harimau dapat tumbuh dan berkembang lebih baik
seolah-olah mereka berada di habitat aslinya. Selain itu, evergreen rainforest
ini juga memberikan perspektif baru dan fakta yang menakjubkan bagi
para pengunjung tentang satwa-satwa yang tinggal di hutan tersebut,"
kata dia.
Knieriem menambahkan, harimau sumatera yang hidup di habitat buatan
Tierpark Berlin tidak hanya membantu upaya pelestarian spesies itu,
tetapi juga dapat menjadi daya tarik bagi publik Jerman untuk lebih
mengenal Indonesia.
"Ini sekaligus awal bagi mereka (empat bayi harimau sumatera) untuk mengenali habitat baru yang dikelilingi bebatuan," kata dia.
Biasanya, anak harimau baru dapat dipisahkan dari induknya saat mencapai
usia sekitar dua tahun. Namun pada 2019, rencananya empat bersaudara
Kiara, Wili, Oscar, dan Seri, akan dipindahkan ke Tierpark's New
Rainforest House yang bertempat di Gedung Alfred Brehm.
Berdasarkan data, terdapat 600 harimau sumatera di habitat aslinya pada
2018,atau meningkat dari jumlah tahun-tahun sebelumnya yang hanya
sekitar 400 harimau.
Indikasi peningkatan tersebut, antara lain dilihat dari nilai kepadatan
populasi harimau sumatera yang berada di angka 1,6 per 100 km persegi
pada 2002 menjadi 2,8 per 100 km persegi pada 2015.
"Kita menargetkan pada 2022 nanti dapat menggandakan populasi harimau sumatera," kata Oegroseno.
Pemerintah Indonesia saat ini juga mencanangkan program untuk dapat
menghitung secara persis jumlah populasi harimau sumatera di hutan-hutan
yang telah ditetapkan sebagai fokus pelestarian satwa itu.
Tidak sekadar jumlah, namun data-data yang terkumpul melalui program itu
juga memungkinkan identifikasi populasi harimau Sumatra berdasarkan
jenis kelamin sehingga lamgkah-langkah pelestarian dapat dilakukan
dengan lebih terarah.
"Kerja sama untuk pelestarian satwa langka Indonesia ini akan terus kita
tingkatkan dan kembangkan. Tidak hanya dengan Tierpark Berlin, tetapi
juga dengan seluruh kebun binatang yang ada di Jerman. Tidak hanya
harimau Sumatra, pelestarian satwa langka lainnya juga akan
dikerjasamakan dengan Jerman," kata Oegroseno.
Saat ini terdapat tujuh subspecies harimau di seluruh dunia, yang terbesar tubuhnya adalah harimau siberia (Panthera tigris tigris, dahulu Panthera tigris amurensis), dan yang terkecil tubuhnya adalah harimau sumatera.
Indonesia pernah menjadi habitat tiga subspecies harimau endemik, yaitu harimau bali (Panthera tigris balica) dan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) yang punah pada dasawarsa '30-an. Kini tinggal harimau sumatera yang masih ada di Indonesia.