Selasa, 06 Juni 2017

PM Australia Sebut Penyekapan di Melbourne Aksi Terorisme


PM Australia Sebut Penyekapan di Melbourne Aksi Terorisme 
Turnbull mengatakan, negaranya harus meningkatkan kesiagaan, apalagi pelaku serangan ini sebenarnya sudah dikenal karena pernah ditahan dan baru saja dibebaskan dengan jaminan. (AFP Photo/Peter Parks)


Jakarta, CB -- Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, menyebut penyanderaan di Melbourne yang melukai tiga polisi pada Senin (5/6) merupakan aksi terorisme.

"Ini merupakan serangan teroris dan ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan, jangan pernah takut, selalu melawan aksi terorisme Islamis," ujar Turnbull sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (6/6).

Kepolisian memang sudah menembak mati sang pelaku, Yacqub Khayre, setelah terlibat dalam baku tembak saat aparat mengepung apartemen di Melbourne, di mana pria itu menyekap seorang perempuan.

Namun, Turnbull mengatakan, negaranya tetap harus meningkatkan kesiagaan, apalagi pelaku serangan ini sebenarnya sudah dikenal karena pernah ditahan dan baru saja dibebaskan dengan jaminan.

Polisi mengonfirmasi, Khayre pernah terlibat dalam upaya penyerangan di markas tentara di Sydney pada 2009 lalu.

Meskipun demikian, kini kepolisian masih menyelidiki motif penyekapan ini, termasuk pernyataan ISIS yang mengklaim sebagai dalang di balik aksi tersebut.
 
Australia sendiri sudah dalam kondisi siaga sejak Desember 2014 lalu, setelah seorang pria bersenjata menyandera pengunjung di sebuah kafe di Sydney selama 17 jam dan membunuh salah satu korban.

Setelah itu, kepolisian mengklaim sudah menggagalkan sejumlah rencana teror, termasuk upaya pengeboman di Melbourne pada Hari Natal lalu. 



Credit  CNN Indonesia


Tragedi Penembakan di Australia, Tiga Polisi Terluka

 
Tragedi Penembakan di Australia, Tiga Polisi Terluka
ilustrasi penembakan (Thinkstock/Smitt)


Jakarta, CB -- Kepolisian Australia menembak mati pria bersenjata di Melbourne, Australia pada Senin (5/6). Pria bersenjata tersebut menyandera seorang perempuan sebelum menembak tiga orang petugas polisi. Petugas polisi tersebut ditembak di sebuah gedung apartemen di kawasan pinggiran rumah pantai mewah, Brighton.

Keterangan polisi menyebutkan bahwa pria bersenjata tersebut ditemukan tewas akibat luka tembak.

Mengutip Reuters, wakil komisaris polisi negara bagian Victoria Andrew Crisp menyebutkan, seorang perempuan menghubungi dinas layanan darurat dan mengungkapkan bahwa dia disandera. Polisi pun datang ke aparetmen dan mencoba bernegosiasi dengan pria bersenjata tersebut.


Hanya saja negosiasi gagal. Pria tersebut keluar dan mulai menembaki polisi. Dia melukai tiga petugas sebelum akhirnya ditembak mati.

Perempuan yang disandera tersebut berhasil diselamatkan. Dia menambahkan bahwa nyawa petugas polisi yang terkena tembak juga bisa diselamatkan.

"Terorisme adalah salah satu jalur penyelidikan," kata Crisp.


Dia mengungkapkan bahwa polisi anti-terorisme dan kriminal sedang melakukan penyelidikan.

Sebagai bagian dari penyelidikan, polisi juga menyelidiki adanya kontak panggilan ke sebuah stasiun televisi yang mengatakan bahwa insiden tersebut terkait dengan ISIS.

Hanya saja, sampai saat ini polisi belum berhasil mengidentifikasi stasiun televisi yang diklaim mendapat kontak telepon. Selain itu, polisi juga belum berhasil melakukan identifikasi terhadap pria bersenjata.




Credit  CNN Indonesia